Strategi Pengelolaan Limbah pada Instalasi Karantina Hewan (IKH) Ruminansia Besar yang Berkelanjutan.
View/Open
Date
2019Author
Zainuddin, Nuryani
Maarif, Mohamad Syamsul
Riani, Etty
Noor, Susan Maphilindawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Meningkatnya perdagangan ternak menyebabkan ramainya lalu lintas ternak
antar negara dan antar area di Indonesia. Hal tersebut berpotensi membawa hama
dan penyakit hewan yang mengancaman industri peternakan, dengan demikian
pengawasan lalu lintas ternak di Indonesia dilaksanakan di dalam Instalasi
Karantina Hewan (IKH). IKH adalah suatu bangunan berikut peralatan, lahan serta
sarana pendukung yang diperlukan sebagai tempat untuk melakukan tindakan
karantina yang harus memenuhi persyaratan teknis. Namun di sisi lain, aktifitas di
IKH dapat menghasilkan limbah yang berpotensi mencemari lingkungan di
sekitarnya seperti udara, air, dan tanah serta menjadi sumber penyakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan strategi pengelolaan limbah
IKH ruminansia besar yang berkelanjutan melalui evaluasi mutu air limbah dan
badan air IKH sesuai Permen LH 5/2014 dan PP 82/2001. Analisis peran
karakteristik, pengetahuan, dan sikap pekerja terhadap perilaku pengelolaan limbah
di IKH dengan analisis jalur (path analysis). Indeks, status dan atribut pengungkit
keberlanjutan pengelolaan limbah IKH secara berkelanjutan melalui dimensi
ekologi, ekonomi, sosial, teknologi dan kelembagaan dianalisis dengan
multidimentional scalling (MDS) yang disebut Rap-IKH. Penentuan faktor kunci
keberlanjutan IKH menggunakan parcipatory prospective analysis (PPA) dan
menggunakan Analytical hierarchy process (AHP) untuk memformulasikan
prioritas strategi pengelolaan limbah IKH yang berkelanjutan.
Hasil penelitian menunjukkan secara umum air limbah dan badan air
permukaan IKH melebihi baku mutu sesuai Permen LH 5/2014 dan PP 82/2001.
Peran umur, pendidikan, masa kerja, penghasilan, pengetahuan dan sikap pekerja
berpengaruh sebesar 90.13% terhadap perilaku pengelolaan limbah di IKH dengan
pengaruh langsung sebesar 27.64% dan tidak langsung sebesar 62.66%, sedangkan
9.87% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.
Indeks dan status keberlanjutan IKH pihak lain yaitu 57.47 (cukup berlanjut)
sedangkan IKH pemerintah yaitu 45.02 (kurang berlanjut).
Faktor kunci keberlanjutan pengelolaan limbah di IKH yaitu, Teknologi
pemanfaatan limbah IKH; Komitmen IKH melakukan monitoring dan evaluasi
kualitas lingkungan; Komitmen Badan Karantina Pertanian untuk monitoring IKH,
Pemantauan implementasi UKL/UPL; Alokasi anggaran kesehatan karyawan;
Teknologi meminimalisir risiko limbah padat dan limbah cair. Berdasarkan analisis
AHP, Strategi pengelolaan limbah IKH yang berkelanjutan yang direkomendasikan
adalah “meningkatkan kualitas ekologi melalui Pelaksanaan UKL/UPL setiap enam
bulan dengan mengimplementasikan biosecurity check dan pencegahan invasi
penyakit hewan melalui peningkatan teknologi pengelolaan limbah IKH”.