Deteksi Enterobacteriaceae Penghasil Extended Spectrum β-Lactamase di Lingkungan Rumah Potong Hewan Ruminansia Bubulak Kota Bogor, Jawa Barat.
View/Open
Date
2019Author
Rahayu, Nila Sari
Latif, Hadri
Lukman, Denny Widaya
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan jumlah bakteri Enterobacteriaceae yang menghasilkan extended
spectrum β-lactamase (ESBL) telah terjadi selama beberapa tahun terakhir.
Keberadaan Enterobacteriaceae penghasil ESBL tersebut tidak hanya ditemukan
pada manusia, namun juga pada sebagian besar hewan termasuk hewan ternak
serta pada pangan. Gen pengkode ESBL diketahui terdapat di dalam plasmid
sehingga mudah ditransfer oleh satu spesies bakteri ke spesies bakteri lain.
Kontaminasi mikroflora feses pada daging yang dihasilkan di rumah potong
hewan merupakan sumber utama pembawa ESBL pada rantai pangan asal hewan.
Salah satu tahapan terpenting dalam rantai penyediaan daging sapi di Indonesia
adalah pemotongan hewan di rumah potong hewan ruminansia (RPHR).
Penerapan higiene dan sanitasi di RPHR berpengaruh terhadap kualitas daging
yang dihasilkan. Praktik higiene dan sanitasi yang buruk di lingkungan RPHR
merupakan sumber pencemaran mikroorganisme terhadap daging yang dihasilkan
dan lingkungan di sekitarnya. Penelitian ini fokus pada keberadaan
Enterobacteriaceae sebagai penghasil ESBL pada lingkungan RPHR sehingga
dapat diketahui sifat resistensinya terhadap antibiotik jenis β-laktam yaitu
sefpodoksim, seftazidim, sefotaksim, dan beberapa antibiotik jenis lainnya.
Sebanyak 120 sampel swab diambil saat sebelum dan sesudah pemotongan
dari 11 titik lokasi di RPHR Bubulak Kota Bogor, yaitu lantai pemotongan, lantai
penanganan karkas, lantai penanganan jeroan, alat penggantung karkas, bak
pengangkut jeroan, tempat pisau pengulitan, mata pisau pengulitan, mata pisau
untuk daging, mata kampak karkas, baju pemanggul karkas, dan sepatu boot
pekerja. Enterobacteriaceae diisolasi pada agar Violet Red Bile Glucose sesuai
dengan ISO 21528-2:2004 dan dimodifikasi dengan Sudarwanto et al. (2015).
ESBL dikonfirmasi dengan MASTDISCTM D67C. Resistensi terhadap antibiotik
dilakukan dengan motede difusi cakram (CLSI 2014)
Enterobacteriaceae penghasil ESBL yang ditemukan dari penelitian ini
sebanyak 34 sampel yang terdiri atas 16 sampel saat sebelum pemotongan dan 18
sampel saat sesudah pemotongan. Tingkat resistensi Enterobacteriaceae penghasil
ESBL terhadap antibiotik sefotaksim sebesar 100%, ampisilin 100%, sefpodoksim
97.06%, streptomisin 88.24%, gentamisin 82.35%, tetrasiklin 82.35%, siprofloksasin
70.59%, norfloksasin 61.76%, dan seftazidim 52.94%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Enterobacteriaceae penghasil ESBL dari lingkungan di RPHR Bubulak di
Kota Bogor bersifat multidrug resistance sebesar 97.06%.
Sifat multidrug resistance terhadap antibiotik golongan sefalosporin
generasi ketiga dan golongan lain sering ditemukan pada bakteri penghasil ESBL.
Resistensi Enterobacteriaceae selain berdampak terhadap peternakan, seperti
penurunan produksi ternak, peningkatan infeksi ternak juga dapat berdampak
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
Collections
- MT - Veterinary Science [931]