dc.description.abstract | Perairan Makassar mendukung pesatnya pertumbuhan perikanan tangkap
khususnya perikanan ikan pelagis dimana perairan ini berada di Wilayah
Pengelolaan Perikanan (WPP) 713 Selat Makassar sehingga mayoritas hasil
tangkapan laut adalah ikan pelagis. Salah satu alat tangkap tradisional ikan pelagis
yang bertahan di Perairan Makassar adalah bagan tancap. Berdasarkan DKP
Sulawesi Selatan, jumlah unit bagan tancap terus menurun dimana pada tahun
2016, jumlah unit bagan tancap di Perairan Makassar mencapai 21 unit dengan
produksi 91,6 ton.
Bagan tancap merupakan alat tangkap tradisional Bugis–Makassar berupa
rangkaian bambu berbentuk persegi empat yang ditancapkan sehingga berdiri
kokoh di atas perairan, dimana pada tengah bangunan tersebut dipasang jaring dan
dioperasikan menggunakan cahaya (Sudirman dan Achmar Mallawa, 2012).
Ukuran mata jaring yang kecil menyebabkan rendahnya selektivitas jaring bagan
tancap sehingga ikan belum layak tangkap (immature fish) dan ikan non-target (by
catch) ikut tertangkap. Keberadaan perikanan bagan tancap dinilai kurang ramah
lingkungan karena alat tangkap jenis ini tidak selektif pada mata jaring. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menghitung nilai optimum penangkapan bagan
tancap, menghitung nilai kehilangan ekonomi perikanan bagan tancap dan
membuat model dinamik pengelolaan bagan tancap di Perairan Makassar.
Penelitian ini dilakukan pada Maret – Juli 2018 dengan mengambil 2 kecamatan
yakni Kelurahan Untia Kecamatan Biringkanaya dan Kelurahan Tallo dan
Mangarabombang Kecamatan Tallo. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode penelitian survei. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di unit bagan
tancap dan wawancara terhadap nelayan bagan tancap di Perairan Makassar.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling terhadap 10
nelayan bagan tancap dengan total jumlah unit bagan tancap adalah 21 unit.
Nilai stok aktual pada bagan tancap adalah 513 ton dan 392 ton pada
kondisi MEY. Besar upaya aktual bagan tancap adalah 1609 dan upaya MEY
sebesar 2.484. Sumberdaya perikanan bagan tancap di Perairan Makassar belum
mencapai tingkat overfishing pada level MEY atau MSY untuk cumi, ikan
tembang dan ikan teri sehingga perlu ditingkatkan. Perlu adanya kebijakan
menaikkan upaya penangkapan aktual ke level MEY sebanyak 876 trip. Nilai
rata-rata potensi hilang atau kerugian lingkungan pada operasional bagan tancap
tahun 2010 – 2016 di Perairan Makassar adalah Rp 466.450.00. Besarnya nilai
potensi kehilangan bagan tancap sehingga perlu relokasi bagan tancap keluar
nursery ground. Pengelolaan bagan tancap yang tepat dari subsistem ekologi,
ekonomi dan sosial di Perairan Makassar adalah dengan mengubah rezim
pengelolaan perikanan saat ini ke rezim pengelolaan MEY. | id |