Show simple item record

dc.contributor.advisorKusmana, Cecep
dc.contributor.advisorEriyatno
dc.contributor.advisorPurwanto, M Yanuar J
dc.contributor.authorNirwansyah, Mirza
dc.date.accessioned2019-05-28T04:20:25Z
dc.date.available2019-05-28T04:20:25Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97804
dc.description.abstractKetersediaan sumber daya air menyediakan banyak manfaat bagi kesejahteraan seluruh umat manusia. Berkurangnya ketersediaan sumber daya air disebabkan oleh berbagai macam alasan seperti, kerusakan lingkungan di daerah tangkapan air, kegiatan manusia, konversi lahan, dan isu pemanasan global. Permasalahan tersebut menyebabkan peningkatan banjir dan kekeringan. Pembangunan bendungan dapat mengurangi risiko banjir dan kekeringan melalui operasi waduk dengan menggunakan lebih sedikit air selama musim hujan dan menggunakan banyak air selama musim kemarau. Terdapat dua item yang menjadi fokus penelitian ini yaitu sedimentasi dan keseimbangan air. Faktorfaktor ini dianggap sebagai faktor yang paling penting dalam perencanaan bendungan. Secara operasional, kebijakan ini akan diterapkan dengan menyediakan air berdasarkan permintaan. Hal ini akan memperkuat kelembagaan sumber daya air, meningkatkan fasilitas infrastruktur dan mengembangkan teknologi. Penelitian ini telah dilaksanakan di Way Sekampung, Provinsi Lampung pada bulan Agustus 2017 sampai pada bulan Maret 2018, dengan tujuan: (1) Mengkaji potensi pemanfaatan areal genangan dan sempadan waduk; (2) Mengkaji ketersediaan air di Way Sekampung; (3) Menganalisis status keberlanjutan pendayagunaan sumber daya air di Way Sekampung; dan (4) Menyusun model pendayagunaan sumber daya air berkelanjutan dengan pendekatan sistem dinamik digunakan untuk memformulasikan, mensimulasikan untuk melihat perilaku sistem di masa yang akan datang. Proses ini memungkinkan untuk mendesain rencana kebijakan dengan baik dan dapat diimplementasikan di Way Sekampung, Lampung. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survey lapangan, diskusi, pengisian kuesioner, dan wawancara langsung di lokasi penelitian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran pustaka dengan cara mencari referensi dari berbagai sumber seperti:hasil penelitian terdahulu, studi pustaka, peta, laporan, dan dokumen yang ada di berbagai instansi seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Pengelolaan Aliran Sungai (BPDAS) Seputih Sekampung, Tim Koordinasi Wilayah Sungai Seputih Sekampung, Dinas Perumahan, Permukiman dan Pengelolaan SDA Provinsi Lampung, Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten/Kota, Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Badan Pertanahan Nasional dan instansi terkait lainnya sesuai obyek yang diteliti. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan empat tahapan utama, yaitu: (1) Analisis potensi ketersediaan air dan kebutuhan air dengan metode analisis Neraca Air (Water Balance); (2) Analisis laju sedimentasi dengan metode Universal Soil Losses Equation (USLE); (3) Analisis keberlanjutan pendayagunaan sumber daya air dengan analisis Multi Dimensional Scalling (MDS); dan (4) Analisis sistim dinamik (POWERSIM Studio 10) untuk menyusun model pendayagunaan sumberdaya air untuk digunakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang diperoleh dari mekanisme kerjasama antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumber daya air berkelanjutan di Way Sekampung, Lampung. Hasil analisis dengan metode keseimbangan air menunjukkan bahwa pemanfaatan air di Way Sekampung kondisi saat ini untuk memenuhi kebutuhan air irigasi sebesar 139.637 m³/detik, air baku untuk rumah tangga, perkotaan dan industri 7.95 m³/detik, sehingga kebutuhan total mencapai 147.10 m³/detik. Kebutuhan air tersebut masih jauh dibawah potensi ketersediaan air mencapai 450.73 m³/det. Namun ketersediaan air secara nyata sangat tergantung kepada kinerja sistem pengelolaan yang ada. Adanya kinerja sistem pengelolaan saat ini menyebabkan ketersediaan air nyata yang bias dipenuhi hanya sebesar 81.55 m³/detik, sehingga debit nyata yang tersedia ini masih sangat jauh dari kebutuhan. Berdasarkan hasil penilaian terhadap 24 atribut dari kelima dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan teknologi pada pendayagunaan sumber daya air berkelanjutan di Way Sekampung dengan menggunakan Rapid Appraisal for DAM (Rap-DAM) diperoleh nilai indeks keberlanjutan berdasarkan data tahun 2017 untuk masing-masing dimensi, seluruh dimensi menunjukan tidak berkelanjutan. Dimensi ekonomi memilik inilai paling rendah 27.82 %, sehingga pendayagunaan sumber daya air untuk penyediaan air berkelanjutan di Way Sekampung saat ini berada pada status kurang berkelanjutan. Faktor pengungkit (leverage factor) keberlanjutan di Way Sekampung diperoleh sebanyak sembilan atribut yang dua diantaraya berasal dari dimensi ekologi, yaitu: (1) Penurunan debit air dan (2) Pengendalian laju sedimentasi; dimensi ekonomi empat atribut yaitu: (1) Ketersediaan dana, (2) Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), (3) Pengembangan iklim investasi, dan (4) kelembagaan ekonomi, serta dimensi sosial tiga atribut, yaitu: (1) Penanganan konflik sosial; (2) Kondisi infrastruktur (aksesibilitas), dan (3) Multiplier sosial. Untuk meningkatkan status keberlanjutan jangka panjang, skenario yang perlu dilakukan untuk pendayagunaan sumber daya air berkelanjutan di Way Sekampung adalah Skenario III (Optimis), dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap semua atribut yang sensitif, minimal terhadap sembilan atribut faktor kunci yang dihasilkan dalam analisis, sehingga semua dimensi yang ada menjadi berkelanjutan. Pengelolaan sumber daya air untuk penyediaan air irigasi, air baku berkelanjutan di Way Sekampung masih menghadapi kendala diantaranya sebagai berikut: selalu kekurangan air pada musim kemarau, walaupun Bendungan Batutegi sudah berfungsi tetapi permasalahan kebutuhan air bersih di wilayah tersebut masih mengalami kekurangan terutama pada musim kemarau, menurunnya fungsi resapan air akibat berkurangnya vegetasi pada daerah tangkapan air, kurangnya koordinasi dan keterpaduan pengelolaan sumber daya air antar stakeholder. Program mendayagunakan sumber daya air dari sungai Way Sekampung masih dimungkinkan dengan upaya konservasi berupa pembuatan bendungan baru.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcWater Resoucesid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcPringsewu-Lampungid
dc.titleModel pendayagunaan sumberdaya air berkelanjutan di Way Sekampung, Provinsi Lampungid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordbendunganid
dc.subject.keywordkebijakanid
dc.subject.keywordkeseimbangan air lingkunganid
dc.subject.keywordsedimentasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record