Dinamika Perubahan Tutupan Lahan Di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba
View/Open
Date
2019Author
Putra, Rizki Auliansyah
Saleh, Muhammad Buce
Puspaningsih, Nining
Metadata
Show full item recordAbstract
Sumberdaya lahan adalah wilayah dipermukaan bumi yang mencakup
semua komponen yang bersifat tetap atau siklis yang berada di wilayah tertentu
mencakup atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan.
Komponen lahan tersebut dikelompokkan menjadi komponen struktural dan
komponen fungsional. Sifat-sifat pada komponen lahan dapat berubah akibat
pengaruh manusia selaku pengelola lahan. Hal ini berarti pola pemanfaatan lahan
di suatu wilayah dapat menggambarkan kehidupan sosial ekonomi daerah yang
bersangkutan dan sekaligus sebagai indikator masyarakat dalam memanfaatkan
sumberdaya alam. Sifat lahan tersebut merupakan suatu penciri dari segala sesuatu
yang terdapat dilahan tersebut yang merupakan pembeda dari lahan yang lain.
Proses pengelolaan dan pemanfaatan yang dilakukan tidak selalu sesuai dengan
fungsi dan kondisi lahan. Pengelolaan kawasan hutan dan lahan yang tidak baik
akan menyebabkan perubahan tutupan lahan.
Pemantauan terhadap perubahan tutupan lahan dan kawasan hutan harus
dilakukan secara efektif, efisien dan kontinu. Pemantauan tersebut dapat dilakukan
menggunakan pendekatan berbasis spasial (SIG) karena dapat mengolah dan
menyajikan data dalam skala besar. Data hasil analisis spasial akan memberikan
gambaran kondisi terhadap suatu wilayah sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan. Kegiatan pemantauan tutupan lahan yang efektif dan
efisien dapat dilakukan dengan menggunakan citra satelit resolusi sedang yaitu citra
Landsat. Pemanfaatan citra Landsat multitemporal dengan teknik remote sensing
dapat membantu dalam melakukan analisis perubahan tutupan lahan dan
prediksinya. Prediksi mengenai tutupan lahan dan faktor penyebabnya dapat
diketahui dengan pemodelan spasial. Prediksi spasial dapat dilakukan secara
kuantitatif dengan memasukkan faktor–faktor fisik, sosial, ekonomi dan kebijakan.
Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba
dan Laboratorium A3 Sosek Fakultas Kehutanan IPB pada bulan Januari sampai
Mei 2018. Secara geografis lokasi penelitian terletak pada 2°21’32”–2° 56’ 28” LU
dan 98° 26’ 35”–99° 15’ 40” BT dengan luas sekitar 207 243.95 hektar dan terbagi
menjadi 8 kabupaten.
Tahapan pelaksanaan penelitian secara umum dilakukan dengan diawali
dengan kegiatan pra pengolahan citra, pembuatan skema tutupan lahan, penyusunan
kunci interpretasi visual, interpretasi visual tutupan lahan, prediksi tutupan lahan,
dan analisis dinamika perubahan tutupan lahan di DTA Danau Toba. Pengumpulan
data lapangan dilakukan dengan menggunakan metode inventarisasi secara
purposive sampling berdasarkan kebutuhan penelitian
Pembuatan kelas tutupan lahan di DTA Danau Toba dilakukan berdasarkan
hasil survei tutupan lahan dilapangan. Data yang diambil untuk pengecekan lapang
bersifat purposive sampling atau berdasarkan hasil pengkelasan analisis digital.
Teknik klasifikasi digital dilakukan dengan metode tidak terbimbing
(unsupervised) yang tersedia pada software ENVI 5.3. Penyusunan kunci
interpretasi dilakukan untuk mencari komposit band terbaik agar dapat digunakan
pada proses interpetasi visual. Proses interpretasi visual dilakukan dengan
menggunakan citra Landsat 5 TM tahun 1990, Landsat 7 ETM+ tahun 2002 dan
Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2016. Proses interpretasi akan menghasilkan peta
tutupan lahan pada masing-masing tahun tersebut. Proses selanjutnya dilakukan
prediksi tutupan lahan pada tahun 2030 dengan menggunakan masing-masing peta
tutupan lahan tersebut. Proses prediksi tutupan lahan dilakukan dengan
menggunakan metode Markov Chain. Untuk mengetahui arah dinamika perubahan
tutupan lahan pada periode 1990—2030 maka dilakukan analisis dinamika
perubahan tutupan lahan pada periode 1990—2030. Analisis arah perubahan
tutupan lahan dilakukan dengan melakukan tumpang susun pada peta perubahan
tutupan lahan, peta penunjukan kawasan hutan dan peta kelerengan.
Pembuatan skema tutupan lahan di DTA Danau Toba menunjukkan bahwa
terdapat 12 kelas tutupan yang dapat terpisahkan dengan menggunakan citra
Landsat 8 OLI/TIRS. Kelas tutupan lahan tersebut yaitu badan air, belukar, hutan
tanaman industri, hutan alam, hutan sekunder, lahan terbuka, mosaik plk, padang
rumput, pemukiman, pertanian lahan kering, sawah, dan semak. Penyusunan kunci
interpretasi menghasilkan komposit band 567 dan 654 serta elemen interpretasi
pada masing-masing kelas tutupan lahan yang dapat digunakan dalam proses
interpretasi visual tutupan lahan di DTA Danau Toba. Proses prediksi tutupan lahan
dengan menggunakan Markov Chain menghasilkan peta prediksi tutupan lahan
tahun 2030 dengan nilai Overall Accuracy (OA) sebesar 91%.
Analisis dinamika perubahan tutupan lahan menunjukkan bahwa dinamika
tutupan lahan yang fluktuatif pada periode 1990—2030 terjadi pada kelas kelas
tutupan lahan Lt, Pr dan Smk, sementara kelas tutupan lahan yang mengalami
kenaikan pada setiap periode yaitu Pmk. Perubahan tutupan lahan yang terjadi pada
kategori positif secara berurutan yaitu P2 dengan luas 29 167 ha, P3 dengan luas 29
114 ha dan P1 dengan luas 16 931 ha. Pada kategori negatif, urutan perubahan
tutupan lahan yaitu P3 dengan luas 32 135 ha, P2 dengan luas 15 124 ha dan P1
dengan luas 16 931 ha. Pola perubahan tutupan lahan yang sering terjadi pada
periode 1990—2030 pada kategori negatif yaitu perubahan dari kelas Ha dan Mplk
menjadi hampir semua kelas tutupan lahan, sementara pada kategori positif yaitu
perubahan dari kelas Lt dan Pr berubah hampir ke semua kelas. Kenaikan luas area
tutupan lahan terbesar pada tahun 2030 terjadi pada kelas tutupan lahan Pr.
Dominasi perubahan tutupan lahan tersebut terjadi pada kawasan APL dan HL
dengan kelerengan curam dan sangat curam.
Collections
- MT - Forestry [1445]