Deskripsi Serangga yang Berasosiasi Puru Tumbuhan di Bogor dan Sekitarnya
View/Open
Date
2019Author
Aisyah, Mahindra Dewi Nur
Hidayat, Purnama
Rauf, Aunu
Metadata
Show full item recordAbstract
Puru merupakan pertumbuhan tidak normal pada tumbuhan yang disebabkan
oleh patogen atau serangga yang ditandai dengan adanya hiperplasi atau
hipertrofi. Aktivitas makan serangga pradewasa dan peletakan telur oleh betina
dapat menyebabkan terbentuknya puru di berbagai bagian tumbuhan seperti
batang, tunas, bunga, buah, dan daun. Serangga penyebab puru mampu
memodifikasi pola pertumbuhan dan mengubah struktur jaringan, mendorong dan
menghasilkan sumber makanan yang kaya nutrisi, sehingga menjadi habitat yang
sesuai untuk serangga. Penelitian terkait serangga penyebab puru tumbuhan di
Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi,
mengidentifikasi, dan mendeskripsikan serangga yang berasosiasi dengan puru
dan mendeskripsikan puru yang terbentuk pada berbagai tumbuhan.
Penelitian ini telah dilakukan dari Bulan Agustus 2017 hingga Mei 2018
pada berbagai tumbuhan di wilayah Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode purposive sampling pada berbagai tumbuhan.
Sampel merupakan bagian tumbuhan yang berpuru. Pengamatan terhadap
morfologi puru dilakukan secara menyeluruh pada setiap wilayah. Posisi geografi
dan ketinggian tempat pengambilan sampel diukur dengan menggunakan alat
Global Positioning System (GPS). Sampel kemudian dimasukkan dalam kantung
plastik Ziplock dipelihara di Laboratorium Biosistematika IPB dengan rentang
suhu 23-25 0C. Sebagian sampel dibedah di bawah mikroskop stereo untuk
mendapatkan serangga pradewasa, sebagian lainnya dipelihara untuk
mendapatkan serangga dewasa. Pengamatan morfologi puru yang dilakukan
meliputi bentuk, warna, letak, ukuran, dan jenis puru. Serangga dewasa hasil
pemeliharaan yang didapatkan, dibuat koleksi kering menggunakan kertas segitiga
sama kaki dengan ukuran alas dan tingginya adalah 0.3 mm dan 1 mm. Karakterkarakter
tertentu seperti antena, kepala, sayap, genitalia, dan tungkai serangga
dibuat dalam bentuk preparat mikroskop untuk memudahkan identifikasi.
Karakter morfologi Famili Cecidomyiidae, digambar di bawah mikroskop yang
terhubung dengan kamera lucida. Karakter ini digambar garis (line drawing)
karena memiliki ukuran yang sangat kecil dan bertumpuk antara bagian satu
dengan yang lainnya sehingga gambar hasil foto tidak jelas. Identifikasi serangga
dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi dikotomi and multi akses.
Voucher spesimen disimpan di Laboratorium Biosistematika Serangga
Departemen Proteksi Tumbuhan, Institut Pertanian Bogor.
Hasil penelitian didapatkan terdapat 64 bentuk puru yang berasal 47 spesies
dari 25 famili tumbuhan. Selain 25 famili tumbuhan yang dapat teridentifikasi,
terdapat tiga spesies tumbuhan berpuru yang tidak dapat teridentifikasi. Terdapat
tiga jenis puru yang didapatkan yaitu puru tertutup sebanyak 45 puru, puru
terbuka sebanyak 4 puru, dan puru yang menggulung atau melipat sebanyak 15
puru, dengan berbagai karakteristik yang khas pada setiap purunya. Bentukbentuk
puru yang ditemukan adalah bulat, lonjong, tabung, kerucut, dan
membentuk kantong yang tidak beraturan. Puru pada tumbuhan yang ditemukan
terdiri atas 78% puru daun, 6% puru tangkai, 5% puru batang, dan 6% puru tunas.
Puru daun lebih dominan dibandingan dengan puru lainnya, dan dan paling
banyak ditemukandi permukaan atas daun. Berbagai puru yang telah didapatkan,
25 bentuk puru sudah pernah dilaporkan di Indonesia, sedangkan 39 bentuk puru
merupakan laporan baru di Indonesia.
Hasil pemeliharaan puru, didapatkan lima ordo serangga yaitu Ordo
Hemiptera, Thysanoptera, Coleoptera, Diptera dan Hymenoptera. Serangga yang
muncul dari puru dapat digolongkan menjadi 3, yaitu serangga penyebab puru,
serangga parasitoid, dan inquilines. Inquilines merupakan serangga bukan
pembuat puru utama, akan tetapi menempati puru yang telah terbentuk pada
jaringan tumbuhan, beberapa memakan jaringan tersebut. Serangga penyebab
puru paling banyak berasal dari Famili Cecidomyiidae (Diptera), Triozidae
(Hemiptera), dan Phlaeothripidae (Thysanoptera). Sedangkan Famili Eulophidae
(Hymenoptera) merupakan serangga yang paling banyak ditemukan menjadi
parasitoid. Serangga Famili Sciaridae (Diptera) kemungkinan berperan sebagai
inquilines. Hasil identifikasi didapatkan 10 spesies serangga Ordo Hemiptera dan
10 spesies Diptera, kemungkinan besar merupakan serangga penyebab puru yang
baru dilaporkan di Indonesia. Selain itu terdapat 34 spesies Ordo Hymenoptera
yang ditemukan berasosiasi pada puru tumbuhan yang didapatkan. Sebagian besar
identifikasi serangga yang berasosiasi dengan puru hanya bisa dilakukan sampai
pada tingkat genus, oleh karena itu perlu dilakukan konfirmasi identifikasi oleh
ahli taksonomi, terutama Ordo Hymenoptera. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa keanekaragaman puru tumbuhan dan serangga yang berasosiasi dengan
puru tumbuhan di Bogor dan sekitarnya cukup tinggi. Berbagai informasi tentang
puru tumbuhan dan serangga yang berasosiasi dengan puru tumbuhan dapat
dimanfaatkan dalam program manajemen hama tanaman.
Collections
- MT - Agriculture [3859]