Analisis Daya Saing Sapi Bali di Kabupaten Kupang
View/Open
Date
2019Author
Bukifan, Melkisedik
Harianto
Krisnamurthi, Bayu
Metadata
Show full item recordAbstract
Provinsi Nusa Tengara Timur adalah salah satu provinsi yang menjadi
sentra populasi sapi potong atau sapi Bali. Populasi sapi Bali selama lima tahun
terakhir (2012-2016) untuk memenuhi kebutuhan populasi secara nasional sebesar
5,76 persen dari total rata-rata 862.832 ekor per 5 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daya saing sapi Bali, pengaruh
kebijakan pemerintah terhadap daya saing sapi Bali dan merumuskan kebijakan
untuk meningkatkan daya saing sapi bali di kabupaten Kupang. Analisis dan
pengolahan data dengan metode Policy Analysis Matrix (PAM). Penelitian ini
dilaksanaknan di desa Ponain kecamatan Amarasi dan desa Merbaun kecamatan
Amarasi Barat kabupaten Kupang..
Berdasarkan hasil analisis secara privat usaha penggemukan sapi bali
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 20,14 juta per periode per 5 ekor sapi. Secara
sosial, yaitu sebesar Rp. 5,82 juta. Dan terdapat divergensi sebesar Rp. 14,32 juta.
Hasil analisis PCR 0.28 dan DRC 0.77, ini artinya bahwa usaha penggemukan
sapi bali di kabupaten Kupang memiliki daya saing. Secara keseluruhan pengaruh
kebijakan terhadap input-output usaha sapi bali di kabupaten Kupang mampu
mendukung daya saing usaha sapi Bali di kabupaten Kupang. Hal ini ditunjukan
dengan nilai transfer bersih adalah sebesar Rp. 14.32 juta , nilai EPC (Effectife
Protection Coefficient) sebesar 1.09, PC (Profitability Protection Coeficien)
sebesar 3.46 dan nilai SRP (Subsidy Ratio to Produsen) sebesar 0.30
Hasil analisis sesitivitas terhadap keuntungan usaha sapi bali menunjukan
bahwa; (1) apabila harga sapi bali bakalan (input) naik 25 persen maka
keuntungan secara privat sebesar Rp 14,85 juta dan keuntungan sosial sebesar -
Rp.2,46 juta, (2) apabila terjadi kenaikan harga pada output maka keuntungan
secara privat menjadi Rp. 25,34 juta dan keuntungan sosial sebesar Rp. 8,02 juta,
(3) apabila harga BBM naik 5 persen maka keuntungan secara privat sebesar Rp.
20,12 juta dan kentungan sosial Rp. 2,80 juta. Selain itu juga analisis sensitivitas
dapat dilakukan untuk mengetahui skenario perubahan harga input maupun harga
output pada indikator daya saing yang menunjukan bahwa; (1) apabila harga jual
sapi bakalan meningkat 10 persen maka nilai DRC 0.65 dan PCR 0.23, (2) Jika
harga beli sapi Bali bakalan meningkat sebesar 25 persen maka nilai PCR sebesar
0,34 dan DRC 0.97, (3) apabila kenaikan harga bahan bakar minyak sebesar 5
persen maka nilai PCR 0.28 dan DRC 0.78.
Collections
- MT - Economic and Management [3025]