Disain Pot Terapung untuk Budidaya Sayuran di Lahan Basah
View/Open
Date
2019Author
Diansari, Lily Endah
Saptomo, Satyanyo Krido
Setiawan, Budi Indra
Metadata
Show full item recordAbstract
Lahan basah merupakan suatu ekosistem yang pembentukan, proses dan cirinya dikendalikan air selama waktu yang panjang. Selain kesuburan tanah yang rendah, kendala lain pertanian di lahan basah adalah tentang pengelolaan air yang berkaitan dengan sifat air yang berlebihan selama musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Pada kondisi lahan banjir, petani biasanya membiarkan lahannya tergenang tanpa ditanami padahal sistem pertanian terapung dapat diterapkan di lahan banjir tersebut. Penelitian ini menghasilkan media pertanian terapung di lahan basah dengan menerapkan sistem irigasi bawah permukaan. Pot sebagai media apung yang digunakan didesain sehingga dapat mengapung dan merembeskan air dari bawah ke akar tanaman. Dengan adanya pot apung untuk tanaman sayuran, diharapkan petani tidak perlu repot dalam merakit media apung sebagai media penanaman di lahan basah. Selain itu, pertanian terapung ini dapat mengoptimalkan lahan marginal untuk budidaya pertanian.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh desain pot apung pada pertanian terapung guna mengoptimalkan lahan basah untuk pertanian. Kinerja dari desain pot apung dalam penelitian ini adalah desain pot, kemampuan media tanam dalam menyuplai air dari bawah ke media tanam untuk kebutuhan tanaman dan respon hasil produksi tanaman selada di pertanian terapung terhadap pemberian air melalui irigasi bawah permukaan. Desain pot meliputi bahan pot, ketinggian pot dan luas media tanam. Parameter pertumbuhan tanaman diukur untuk mengetahui respon hasil produksi tanaman selada di pertanian terapung terhadap pemberian air melalui sub-surface irrigation.
Media tanam yang digunakan adalah tanah mineral dicampur tanah gambut 0%, 30%, 50%, 70%, dan 100% yang masing-masing mempunyai nilai konduktivitas hidrolik kecuali yang 100% adalah 36.07 cm/jam, 38.33 cm/jam, 51.23 cm/jam dan 69.60 cm/jam. Media penghantar air yang digunakan adalah kain legacy yang memiliki nilai konduktivitas hidroliknya lebih tinggi dari media tanam, yaitu 158.4 cm/jam.
Penurunan muka air pada bak percobaan merupakan evapotranspirasi total untuk seluruh tanaman pada lima jenis media tanam. Penurunan muka air selama masa tanam 41 hari sebesar 40.56 mm dengan volume air total sebesar 0.081 m3. Nilai produktivitas lahan dan air tanaman selada pada media tanam 0% gambut, 30% gambut, 50% gambut, 70% gambut dan 100% gambut masing-masing adalah 1.29, 1.25, 1.06, 0.8 dan 0 kg/m2 dan 1.37, 1.63, 1.06, 1.57 dan 1.42 kg/m3.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2332]