dc.description.abstract | Kelapa sawit pada umumnya di tanam secara monokultur. Tanaman
monokultur memiliki keanekaragaman hayati yang lebih rendah dari tanaman
perkebunan lainnya. Oleh sebab itu interaksi terkait keanakeragaman hayati
khususnya Artropoda predator dan parasitoid perlu di lakukan untuk
membandingkan keanekaragaman hayati pada tanaman kelapa sawit yang sudah
menghasilkan (TM) dan yang belum menghasilkan (TBM) pada lahan kelapa
sawit milik warga. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
keanekaragaman artropoda predator dan parasitoid di perkebunan kelapa sawit,
serta pengaruh fase pertanaman kelapa sawit terhadap keanekaragaman serta
komposisi predator dan parasitoid. Penelitian dilakukan di perkebunan kelapa
sawit di Kabupaten Pasaman Timur, Sumatera Barat dari Maret hingga Mei 2018.
Lahan yang diamati adalah lahan dengan fase populasi tanaman yang belum
menghasilkan dan telah menghasilkan. Di setiap fase kelapa sawit, dipilih 4 plot
pengamatan sebagai pengulangan. Pengambilan sampel dilakukan dengan
pengamatan langsung dan menggunakan perangkap pitfall. Sebanyak 4032
individu artropoda yang terdiri dari 90,84% serangga, 6,2% Arakhnida, dan
2,98% Collembola telah diperoleh. Artropoda predator yang ditemukan berasal
dari kelompok Arachnae dan Insecta (Reduviidae and Formicidae). Artropoda
predator yang memiliki kelimpahan terbesar di perkebunan kelapa sawit adalah
semut. Parasitoid yang ditemukan sebanyak 14 morfospesies dari 9 subfamili.
Parasitoid yang memiliki kelimpahan tertinggi berasal dari subfamili Scelionidae.
Hasil analisis menunjukkan bahwa fase tanaman tidak mempengaruhi
keanekaragaman parasitoid dan predator. | id |