Show simple item record

dc.contributor.advisorYuwono, Arief Sabdo
dc.contributor.advisorSuharnoto, Yuli
dc.contributor.authorHariadi
dc.date.accessioned2019-05-20T04:19:12Z
dc.date.available2019-05-20T04:19:12Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97559
dc.description.abstractPengelolaan sampah yang tepat sangat urgen, karena tren laju pertumbuhan penduduk berdampak langsung pada peningkatan timbulan sampah. Pengomposan merupakan penanganan limbah yang memberikan nilai tambah pada fraksi organik, memegang peranan penting dalam pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas lingkungan. Praktik pengomposan cocok dan dapat secara berkelanjutan diterapkan di negara berkembang termasuk Indonesia karena memiliki sumberdaya limbah organik yang melimpah dan beragam sebagai bahan baku. Kesuksesan dan keberlanjutan proses penanganan limbah organik dengan pengomposan bergantung pada kontribusi masyarakat untuk mengadopsi dan melakukan pengomposan khususnya petani; tetapi keandalan dari infrastruktur yang ada harus ditingkatkan. Oleh karena itu, teknologi tepat guna menjadi vital keberadaannya untuk meningkatkan partisipasi petani skala kecil dalam praktik pengomposan. Tujuan penelitian yaitu: (1) merancang bangun paket teknologi pengomposan tepat guna untuk petani skala kecil; (2) melakukan uji kinerja pengomposan dengan meminimumkan input bahan dasar dan perlakuan yang diberikan; dan (3) menganalisis dan membandingkan kandungan hara kompos yang dihasilkan dengan standar baku mutu yang berlaku di Indonesia yaitu, Standar Nasional Indonesia (SNI 19-7030-2004) dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan No. 70/2011). Target sasaran pada penelitian ini yaitu petani skala kecil dengan aktivitas utama di ladang dan beternak kambing sebagai aktivitas sekunder dengan kandang kambing yang dimiliki harus berupa kandang dengan lantai panggung berongga. Pemberian pakan dilakukan dengan sistem ad libitum dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Input bahan baku pengomposan terdiri dari: bahan dasar (kohe dan urine kambing, serbuk gergaji, sisa pakan, litter) dan aditif (EM4, molase). Proses pengomposan dilakukan pada kondisi aerobik dan kombinasi (aerobik dan anaerobik) untuk menentukan cara pengomposan yang efektif. Perangkat untuk pengomposan aerobik yaitu kandang kambing dengan lantai panggung berongga dan bak kompos (volume sekitar 0.12 m3). Adapun kombinasi dilakukan pada permukaan tanah dengan peralatan berupa terpal, cerobong pembakaran, dan ember. Durasi pengomposan untuk aerobik dan anaerobik secara berurut yaitu 120 dan 14 hari. Akhirnya, pengomposan aerobik dipilih sebagai metode yang efektif untuk petani skala kecil karena pertimbangan bahan baku, perlakuan, dan biaya. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengomposan dapat dilakukan dengan input bahan dasar dan perlakuan yang minimum. Secara keseluruhan, kandungan hara kompos telah sesuai dengan SNI 19-7030-2004 dan Permentan No. 70/2011 sehingga aman diaplikasikan pada lahan pertanian khususnya untuk tanaman hortikultura. Oleh karena itu, paket teknologi ini sangat direkomendasikan untuk mendukung praktik pengomposan yang efektif dan efisien di negara berkembang.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCivil Engineeringid
dc.subject.ddcWaste Managementid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleRancang Bangun dan Uji Kinerja Paket Teknologi Pengomposan Tepat Guna untuk Petani Skala Kecilid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordlimbah organikid
dc.subject.keywordpengomposanid
dc.subject.keywordpaket teknologi tepat gunaid
dc.subject.keywordpetani kecilid
dc.subject.keywordstandar baku mutuid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record