Show simple item record

dc.contributor.advisorPawitan, Hidayat
dc.contributor.advisorPurwanto, Moh. Yanuar Jarwadi
dc.contributor.advisorRidwansyah, Iwan
dc.contributor.authorNugraheni, Claudia Tyas
dc.date.accessioned2019-05-20T02:13:26Z
dc.date.available2019-05-20T02:13:26Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97499
dc.description.abstractKabupaten Bogor yang terletak di bagian tengah DAS Ciliwung dengan pusatnya di Cibinong, 40 km sebelah selatan dari ibu kota Jakarta, mengalami pembangunan kota yang pesat. Namun dengan pembangunan ini menyebabkan hilang atau menurunnya kondisi danau kecil di perkotaan. Kabupaten ini masih menjaga keberadaan 95 danau-danau kecil di wilayahnya atau dalam bahasa lokal dikenal dengan nama ‘situ’ yang berfungsi sebagai kolam retensi untuk mitigasi banjir, irigasi untuk pertanian perkotaan, kegiatan olahraga dan ekowisata. Model SWAT digunakan untuk mensimulasikan neraca air Situ Kabantenan dan Cikaret dan simulasi skenario pengelolaan situ dan daerah tangkapannya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis neraca air situ Cikaret dan Kabantenan, (2) menganalisis perbandingan respon hidrologi berdasarkan skenario pengelolaan situ dan daerah tangkapannya, (3) menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keefektifan skenario pengelolaan situ dan daerah tangkapan. Model berhasil mensimulasikan neraca air selama periode 2008-2015 dengan data tutupan lahan tahun 2014. Kalibrasi model dilakukan pada tahun 2014 dengan nilai R2 dan NSE sebesar 0,58 dan 0,55. Validasi model dilakukan pada tahun 2013 dengan nilai R2 dan NSE sebesar 0,54 dan 0,49. Volume rata-rata bulanan Situ Kabantenan selama tahun 2008-2015 sebesar 136.955 m3. Volume rata-rata bulanan Situ Cikaret selama tahun 2008-2015 sebesar 508.907 m3. Hasil analisis respon hidrologi terhadap penerapan skenario pengelolaan situ dan daerah tangkapannya yang mengkombinasikan pengelolaan secara struktural berupa pengerukan situ, penggabungan Situ Kabantenan dan Cikaret dan pengelolaan non struktural berupa penggunaan tanaman sebagai bentuk konservasi tanah dan air dalam bentuk agroforestry, reboisasi sempadan situ, penerapan aplikasi infrastruktur hijau seperti bioretensi dan green roof lebih baik untuk menurunkan debit maksimum outlet situ dibandingkan dengan skenario yang tidak mengkombinasikan kedua unsur tersebut. Hasil analisa perbandingan respon hidrologi berdasarkan skenario pengelolaan situ dan daerah tangkapannya menunjukkan bahwa penurunan debit maksimum outlet situ berturut-turut adalah skenario 5 (penurunan 41% debit), skenario 2 (penurunan 14% debit), skenario 1 (penurunan 11% debit), skenario 3 (penurunan 10% debit) dan skenario 4 (peningkatan 20% debit). Strategi terbaik yang perlu dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bogor untuk meningkatkan keefektifan situ sebagai upaya mitigasi banjir Ciliwung adalah strategi Strength-Opportunities (SO). Penelitian ini menunjukkan bahwa model SWAT model dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk mensimulasi danau kecil perkotaan sebagai tempat tampungan air di wilayah lokal dan pengelolaan DTA situ.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcFood Mitigationid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleEfektivitas Situ dalam Upaya Mitigasi Banjir Ciliwung di Kabupaten Bogor.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordneraca airid
dc.subject.keywordsituid
dc.subject.keywordSWATid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record