Show simple item record

dc.contributor.advisorSuprihatin
dc.contributor.advisorRomli, Muhammad
dc.contributor.advisorHasanudin, Udin
dc.contributor.authorPurnomo, Agus
dc.date.accessioned2019-05-17T07:20:12Z
dc.date.available2019-05-17T07:20:12Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97405
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara produsen minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia. Peningkatan industri kelapa sawit juga diikuti dengan peningkatan limbah padat tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Berbagai upaya pengelolaan limbah TKKS telah dilakukan dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku produksi bioethanol, pembuatan briket, pembuatan pupuk kompos, pembuatan partikelboard, PLTU Biomasa, pembuatan pulp dan kertas, dan produksi biogas. Selama ini pengelolaan TKKS tersebut dilakukan sendiri-sendiri dan mempunyai dampak lingkungan, ekonomi dan sosial yang berbeda. Untuk itu pada penelitian ini penulis mengembangkan sistem terpadu pengelolaan limbah TKKS yang lebih ramah lingkungan, ekonomis dan memberikan dampak sosial yang lebih baik kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi pengolahan yang sudah ada. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi budidaya jamur merang dengan media tanam TKKS dan produksi biogas, kompos dan pupuk organik cair dari fermentasi tandan kosong kelapa sawit bekas media jamur merang (TKKSBJM) yang dilakukan dengan konsep pengelolaan limbah TKKS secara terpadu yang ramah lingkungan dan memberikan banyak manfaat untuk masy arakat, sehingga mendukung industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dan studi literatur yang menghasilkan data pengamatan dalam bentuk tabel dan grafik yang di analisis secara deskriptif. Penelitian dilaksanakan dalam 4 tahap dengan urutan: a) Menganalisis perubahan fisika-kimia TKKS dan potensi jamur selama proses budidaya jamur merang, b) Menentukan kondisi fermentasi (kering, semi kering dan basah) yang menghasilkan biogas paling optimum, c) Menentukan potensi produksi biogas dan produk ikutannya (kompos dan pupuk organik cair) pada saat kondisi optimum fermentasi TKKSBJM menggunakan aktifator kotoran sapi yang diencerkan, dan d) Menentukan konsep pengelolaan limbah TKKS, yang dilakukan secara terpadu. Penentuan kondisi optimum fermentasi campuran TKKSBJM dengan inokulum kotoran sapi dilakukan dengan 3 perlakuan, yaitu fermentasi basah (KA/TS > 5.7) atau TS campuran bahan < 10%, fermentasi semi kering (KA/TS = 3.6 s/d 5.7) atau TS campuran bahan 15 - 20% dan fermentasi kering (KA/TS = 1.5 s/d 3.5) atau TS campuran bahan 22 - 40%). Produksi biogas dilakukan menggunakan digester dengan 2 perlakuan dan 2 kali ulangan, yaitu pada kondisi optimum (fermentasi semi kering) dengan Rasio KA/TS = 4.0 dan sebagai pembanding juga dilakukan pada kondisi fermentasi kering dengan Rasio KA/TS = 3.2. Pada akhir penelitian dilakukan juga kajian aspek teknis, lingkungan, ekonomi, dan sosial pengelolan limbah TKKS secara terpadu Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan setiap satu ton tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai media budidaya jamur merang dapat menghasilkan 90 kg jamur merang dan pasca budidaya jamur merang (TKKSBJM) mengalami perubahan fisik dari bentuk yang kompak dan kuat menjadi serat yang lentur dan sedikit rapuh. Proses budidaya jamur merang selain menurunkan rasio C/N TKKS dari 47.83 menjadi 17.09 (TKKSBJM ), juga merubah komposisi lignoselulosa, ii menurunkan kadar lignin sebesar 21.05%, sellulosa 17.14% dan hemiselulosa 22.22% dan meningkatkan 93.75% zat ektraktif. Kondisi optimum produksi biogas menggunakan bahan baku TKKSBJM berlangsun g pada fermentasi semi kering dengan rasio KA/TS = 4.0 dan rasio TS/I = 0.4 atau 1:2.5 (b/v) dengan produksi biogas yang dihasilkan 18.60 m3/tonTKKSBJM dengan produktifitas biogas 380,18 liter/kg volatile solid remove (VSr). Komposisi biogas 40.69% CH4, 49.96% CO2 dan 7.58% nitrogen. Karbon yang dilepaskan sebagai biogas pada proses fermentasi semi kering untuk setiap100 kg TKKSBJM adalah 23.42 kgC. Secara ekonomi penerapan pengelolaan TKKS kapasitas 120 ton/tahun budidaya jamur merang layak dilaksanakan dengan nilai kelayakan investasi (NPV) sebesar Rp543 864 808; IRR sebesar 41%; rasio B/C sebesar 1.64 dan waktu pengembalian modal (PBP) selama 2.27 tahun. Pengelolaan TKKSBJM kapasitas 60 ton/tahun untuk produksi biogas, kompos dan pupuk organik cair layak dilaksanakan dengan nilai kelayakan investasi (NPV) Rp653 265 297; IRR sebesar 51%, rasio B/C sebesar 2.51 dan PBP selama 1.972 dan penerapan Pengelolaan TKKS secara terpadu (produksi jamur, biogas, kompos dan pupuk organik cair) memiliki kelayakan paling tinggi dengan nilai kelayakan investasi sebesar Rp1 334 468 908; IRR sebesar 65%, rasio B/C sebesar 2.07 dan PBP selama 1.5 tahun. Pengelolaan setiap satu ton TKKS dengan konsep usaha terpadu dapat menghasilkan 90 kg jamur merang, 11.14 m3 biogas, 73.5 kg pupuk kompos kering, dan 1.0 m3 pupuk organik cair. Usaha terpadu juga ramah lingkungan karena mampu mereduksi emisi gas rumah kaca sebesar 436.02 kg CO2e dengan konsumsi energi 222.77 MJ (nilai ekonomi energi 1 MJ = Rp19 158) dan memberikan nilai ekonomi TKKS sebesar Rp4 267 885. Sehingga konsep pengelolaan limbah TKKS secara terpadu dapat dijadikan program unggulan untuk kegiatan pertanggungjawaban perusahaan pabrik kelapa sawit terhadap lingkungan sekitar (CSR).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNatural Resourcesid
dc.subject.ddcWaste Managementid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBandar Lampung, Sumateraid
dc.titlePengembangan Sistem Terpadu Pengelolaan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKSid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordbiogasid
dc.subject.keywordbudidaya jamur merangid
dc.subject.keywordfermentasiid
dc.subject.keywordTKKSid
dc.subject.keywordsistem terpaduid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record