Show simple item record

dc.contributor.advisorArifin, Hadi Susilo
dc.contributor.advisorChozin, Muhammad Ahmad
dc.contributor.advisorNurhayati
dc.contributor.authorAntoh, Alfred Alfonso
dc.date.accessioned2019-05-17T07:19:50Z
dc.date.available2019-05-17T07:19:50Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97404
dc.description.abstractPemanfaatan lahan untuk kebun dan kegiatan usaha pertanian dikembangkan oleh berbagai suku di Indonesia dengan cara yang beragam. Pemanfaatan produksi tumbuhan dan tanaman di Papua untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan cenderung masih bersifat subsisten. Di sisi lain, diketahui bahwa keanekaragaman tumbuhan di Papua yang sangat berlimpah di alam belum dimanfaatkan secara maksimal karena masih banyak yang belum sepenuhnya diketahui kegunaan dan manfaatnya secara luas. Di samping itu, terjadi peningkatan aktivitas masyarakat di Papua yang tinggi terhadap pemanfaatan hutan dan lahan, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk berbagai kebutuhan. Pengembangan pekarangan pada pemukiman yang menetap (settlement) dapat menjadi solusi guna mengurangi kegiatan perladangan berpindah di dalam kawasan hutan. Pekarangan adalah lahan terbuka yang terdapat di sekitar rumah tempat tinggal dan dikelola oleh masyarakat secara turun-temurun yang diwariskan berdasarkan garis keturunan serta diakui di dalam lembaga adat. Pekarangan mengandung perspektif kepemilikan lahan yang erat kaitannya dengan distribusi tanaman yang memiliki nilai manfaat secara ekonomi serta dengan sengaja ditanam dan dikembangkan oleh masyarakat lokal. Keanekaragaman hayati tumbuhan dan potensinya yang digunakan selama ini oleh masyarakat tradisional dengan kearifan lokal belum terlalu banyak dikaji secara mendalam pada penelitian-penelitian terdahulu di tanah Papua. Sedangkan pangan dan masalah ketahanan pangan merupakan isu pokok yang selalu menjadi masalah di Indonesia ketika kemandirian pangan belum dikelola dengan baik. Pengelolaan lahan pekarangan masyarakat di tanah Papua dengan keragaman suku dan budaya masih banyak yang belum dikaji secara mendalam termasuk dengan tanamantanaman yang dibudidayakan di lahan pekarangan oleh masyarakat setempat. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis nilai keberlanjutan berdasarkan persepsi masyarakat terhadap aspek ekologi, sosial budaya dan spiritual, (2) mengkaji komposisi tanaman pekarangan berdasarkan struktur, fungsi dan manfaat bagi masyarakat, dan (3) merumuskan prioritas kebijakan pengelolaan pekarangan di Distrik Arguni, Bawah Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat. Penelitian ini dilaksanakan di Distrik Arguni Bawah, Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat kampung di wilayah Distrik Arguni Bawah berjumlah 15 kampung. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 pekarangan yang masing-masing kampung terdiri atas 3 pekarangan/ kampung, dan secara geografis dibedakan menjadi pekarangan kampung dekat pantai, di bagian tengah dan paling jauh dari pesisir pantai. Pengolahan data untuk penilaian keberlanjutan dilakukan dengan metode Community Sustainability Assessment (CSA). Metode pengolahan data analisis vegetasi tanaman pekarangan dilakukan dengan teknik tabulasi analisis statistik deskriptif dengan program microsoft excel 2007. Sedangkan untuk menentukan strategi digunakan metode analytical hierarchy process (AHP) dengan program Expert choise 11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampung Jawera mempunyai nilai keberlanjutan tertinggi yaitu: 1035 hal ini berarti progres kampung Jawera sangat baik menuju keberlanjutan sehingga dapat dijadikan kampung percontohan sebagai indikator bagi penilaian keberlanjutan masyarakat. Secara umum, aspek sosial dan spiritual menampilkan penilaian yang cukup baik dibandingkan dengan aspek ekologis. Luas ukuran pekarangan yang dominan ditemukan dari 45 sampel tersebut berukuran besar (400m2< pekarangan besar ≤1000m2) sebanyak 25 pekarangan (55.6%). Sedangkan ukuran pekarangan sedang (120m2< pekarangan sedang ≤400m2) berjumlah 12 pekarangan (26.7%) dan pekarangan dengan ukuran luas sangat besar (>1000m2) yaitu 8 pekarangan (17.8%). Selanjutnya dihitung indeks nilai penting (INP) dan summed dominance ratio (SDR) untuk melihat tanaman yang dominan ditemukan. Jenis tanaman yang memiliki nilai kerapatan dan SDR tertinggi di 45 pekarangan masyarakat ada 7 jenis tanaman dari 5 fungsi tanaman yaitu: (1) tanaman penghasil pati berupa keladi (strata I) dan pisang (strata IV), (2) tanaman sayuran berupa sayur gedi (strata II) dan bayam (strata I), (3) tanaman penghasil buah pisang (strata IV), (4) tanaman hias berupa keladi hias (strata I) dan (5) tanaman kegunaan lainnya berupa kelapa dan pinang (strata V). Komoditi tanaman keladi banyak ditemukan di 4 kampung yaitu: Waromi, Sumun, Serara dan Ukiara. Tanaman penghasil sayuran ditemukan di 3 kampung Kufuriai, Ruara dan Wermenu. Sedangkan untuk tanaman penghasil buah ditemukan di kampung Tenusan, Jawera, dan Nagura. Tanaman penghasil minyak dan fungsi lainnya ditemukan di kampung Urisa dan Inary yaitu kelapa dan pinang. Tanaman hias hanya ditemukan terbanyak di kampung Wanoma. Nilai keanekeragaman hayati dihitung berdasarkan indeks Shanon-winner (H´) berkisar antar 1.8-2.5. Artinya, bahwa keanekaragaman hayati tanaman spesies pekarangan pada sampel populasi tanaman pekarangan diinterpretasikan bernilai sedang. Alternatif kebijakan yang terpilih dengan cara memilih dan menetapkan antar aktor, kriteria, faktor dan alternatif pilihan. Alternatif kebijakan yang muncul dalam AHP yaitu: strategi pemasaran dengan bobot (0.359) dimana pemerintah sebagai penentu pemangku kepentingan dapat memainkan peran dalam mengelola pekarangan agar berkelanjutan. Kriteria sosial budaya dengan bobot (0.413) menjadi penting dalam pengambil keputusan. Kegiatan utama untuk mendorong pengembangan pekarangan agar berkelanjutan adalah membangun kemandirian pangan dengan bobot (0.441).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNatural Sciencesid
dc.subject.ddcLand Useid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcPapua Baratid
dc.titleStrategi Kebijakan Pengembangan Pekarangan bagi Keberlanjutan Pangan Lokal di Distrik Arguni Bawah, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAHPid
dc.subject.keywordkeanekaragaman hayati pertanianid
dc.subject.keywordketahanan panganid
dc.subject.keywordnilai produktivitasid
dc.subject.keywordSDRid
dc.subject.keywordsosial budayaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record