Show simple item record

dc.contributor.advisorLubis, Djuara
dc.contributor.advisorSoetarto, Endriatmo
dc.contributor.advisorSusanto, Djoko
dc.contributor.authorFirdaus, Dwi Rini Sovia
dc.date.accessioned2019-05-15T01:27:24Z
dc.date.available2019-05-15T01:27:24Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97389
dc.description.abstractMenolak globalisasi bukanlah pilihan yang tepat, karena dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesederhana alat komunikasi massa ataupun masuknya media elektronik seperti televisi, radio, internet, film, majalah, surat kabar, dan lainnya ke suatu daerah, sudah cukup mampu menciptakan pola homogenisasi. Masyarakat mulai memakan makanan yang sama, menonton film yang sama, mendengarkan musik yang sama, mengacu pada tren pakaian yang sama, ataupun menggunakan bahasa yang sama. Dari sinilah dimulainya fenomena perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan suatu keniscayaan karena setiap generasi senantiasa berkontribusi menghasilkan perubahan sesuai dengan porsinya masing-masing. Perubahan sikap juga sedang terjadi pada masyarakat Minang Darek di Luhak Agam. Budaya Minang Darek salah satunya dianut oleh daerah yang secara administratif terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Masyarakat di Luhak Agam menganggap bahwa budaya Minang Darek sudah kurang praktis karena kebanyakan penyelenggaraan ritual relatif rumit dan mahal. Ajaran dari kearifan lokal yang kebanyakan menggunakan peribahasa mengandung kata-kata kiasan, sulit untuk dipahami. Selain nilai-nilai budaya, sistem kekerabatan Minang Darek dirasa cukup rumit, juga sulit untuk dipahami, dan hubungan keluarga inti sudah mulai dianggap lebih bermanfaat. Sistem matrilineal Minang Darek yang mengalami pergeseran dan perubahan pada unsur-unsur yang mendukungnya memiliki nilai inti yang tidak akan berubah dari waktu ke waktu, disebut sebagai adat nan sabana adat. Sedangkan unsur adat yang selama ini mengalami perubahan merupakan bagian perifer dari adat yang terdiri atas: adat istiadat, adat nan diadatkan, serta adat nan teradatkan. Di antara berbagai perubahan, salah satu tata cara adat yang masih dipertahankan adalah sistem perkawinan eksogami dan tradisi merantau. Penelitian ini membuktikan bahwa konsep merantau dapat mengganggu upaya pewarisan budaya. Sementara itu, keluarga eksogami yang selama ini dikuatirkan dapat berpengaruh buruk pada pola asuh orang tua terhadap anaknya, ternyata berkontribusi positif dalam pewarisan budaya Minang Darek di Luhak Agam. Standing point dari penelitian ini adalah tidak ingin menyatakan bahwa pemahaman adat dengan cara lama lebih baik daripada pemahaman cara baru, ataupun sebaliknya. Hal ini karena budaya manapun akan senantiasa mengalami penyesuaian dengan perkembangan zaman, dan itu tidak dapat dicegah. Jadi pemahaman adat di zaman manapun sama baiknya. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif tentang adanya keluarga inti yang mengajarkan norma keteladanan kepada anaknya terinspirasi dari ajaran budaya Minang Darek, namun ada juga yang mengacu pada common sense. Studi ini menggunakan berbagai penelitian pendukung untuk mencari ciri khas dari budaya Minang Darek dari waktu ke waktu. Konsep Hofstede digunakan sebagai instrument ilmiah untuk mengkonfirmasi apakah ciri ini masih melekat pada tipe keluarga tertentu. Pendekatan Hofstede menggunakan enam dimensi budaya, yaitu: (1) power distance, (2) individualism vs collectivism, (3) uncertainty avoidance, (4) masculinity vs femininity, (5) long term orientation, dan (6) indulgence vs restraint. penelitian ini juga memperlihatkan bahwa pranata sosial yang saat ini berlaku dapat mempengaruhi pola komunikasi keluarga di Luhak Agam. Pada kenyataannya masih ada yang mempertahankan pola lama dan ada juga yang sudah mengadaptasi pola baru. Pola ini dijabarkan dengan menggunakan teori SPEAKING milik Hymes. Penelitian ini menjelaskan bahwa keluarga dengan ajaran yang tidak menyerupai ajaran budaya Minang Darek (keluarga dengan ayah Minang) justru mengaku telah mengajarkan budaya Minang Darek kepada anaknya. Diketahui bahwa latar belakang pola pewarisannya berbeda dengan keluarga yang memiliki kemiripan ajaran dengan budaya Minang Darek. Pemahaman mereka tentang budaya Minang lebih lembut, selain mengajarkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, anak harus pintar mengambil hati orang lain, menghormati orang yang lebih tua, dan tidak egois. Kerja keras tidak diikuti dengan penanaman sikap pragmatis, berorientasi pada masa depan, penghargaan, penghematan, dan ketekunan. Sementara keluarga yang mengajarkan norma keteladanan yang mirip dengan ajaran budaya Minang Darek (keluarga dengan ayah non-Minang) mengajarkan nilai survival dan common sense kepada anak karena keberadaannya di Maninjau adalah sebagai perantau. Keteladanan yang ditanamkan kepada anak adalah tentang kesadaran diri sebagai kaum pendatang, harus bisa beradaptasi, dan mudah diterima oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, anak harus mampu bekerja keras, bersaing tanpa meninggalkan sopan santun, menghargai dan menghormati tetangga bahkan diperlakukan sebagai keluarga baru. Anak harus rajin menabung, dan mengatur pengeluaran karena mereka sesekali harus pulang ke kampung halamannya ketika lebaran tiba. Tanpa disadarinya, norma-norma inilah yang sesungguhnya ditanamkan oleh budaya Minang Darek, namun pada kenyataannya diterapkan oleh keluarga dengan ayah non-Minang. Studi ini membuktikan bahwa perbedaan interpretasi dari beberapa tipologi keluarga tentang makna keteladanan yang diajarkan kepada anak tidak membuat seseorang menjadi individu yang “kurang Minangkabau” karena masing-masing memiliki pertimbangan tersendiri atas keputusannya.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcCommunicationid
dc.subject.ddcFamily Communicationid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcAgam-Sumatera Utaraid
dc.titlePola Komunikasi Keluarga Minang Darek di Luhak Agam – Sumatera Barat.id
dc.subject.keywordmerantauid
dc.subject.keywordMinang Darekid
dc.subject.keywordperkawinan eksogamiid
dc.subject.keywordpola komunikasi keluargaid
dc.subject.keywordpranata sosialid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record