Intervensi Roti Kering yang Diperkaya Minyak Sawit Merah untuk Pencegahan Risiko Aterosklerosis Pada Pria Dewasa Dislipidemia.
View/ Open
Date
2019Author
Harianti, Rini
Marliyati, Sri Anna
Rimbawan
Sukandar, Dadang
Metadata
Show full item recordAbstract
Pola penyakit saat ini cenderung mengalami pergeseran dari penyakit
menular ke penyakit tidak menular (PTM), salah satunya penyakit jantung koroner
(PJK). Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita PJK terbanyak
terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 160 812 orang (0.5%) sedangkan
berdasarkan gejala, estimasi jumlah penderita PJK terbanyak terdapat di Provinsi
Jawa Timur sebanyak 375 127 orang (1.3%) (Kemenkes RI 2013). Prevalensi dan
kerentanan PJK terus meningkat dengan bertambahnya umur dan berisiko terjadi
pada laki-laki (Susilo 2015).
Kejadian PJK terbanyak terdapat pada usia 35-74 tahun, dan didominasi
oleh laki-laki (71.8%) dari pada perempuan (28.2%) (Koenig et al. 2011; Ma’rufi
dan Rosita 2014) karena adanya efek hormon estrogen pada perempuan sebelum
memasuki usia menopause yang memiliki peran atheroprotective (Tsioufis et al.
2018). Kejadian PJK tidak bisa lepas dari proses yang membuat pembuluh darah
koroner menyempit (aterosklerosis). Aterosklerosis adalah penyakit inflamasi
progresif yang melibatkan luka pada vaskular endotel, kelebihan deposisi
kolesterol pada dinding arteri, aktivasi makrofag, proliferasi sel otot polos
pembuluh darah, trombosis dan inflamasi respon imun yang merupakan tanda
klinis dari penyakit jantung (Robinson et al. 2009; Wallert et al. 2014; Gao dan
Liu 2017). Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan untuk mengatasinya.
Minyak sawit merah (MSM) adalah hasil pemurnian minyak sawit kasar
(crude palm oil-CPO) yang diproses tanpa melewati proses bleaching dan
deodorisasi untuk mempertahankan kandungan β-karoten tetap tinggi dan minyak
masih berwarna merah. Ketersediaan kelapa sawit yang berlimpah di Indonesia
sebagai bahan dasar pembuatan MSM dapat dijadikan landasan penggunaan MSM
sebagai sumber β-karoten yang ditambahkan dalam pangan olahan untuk
mencegah terjadinya risiko aterosklerosis. Melihat potensi tersebut, maka
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intervensi roti kering yang
diperkaya MSM untuk pencegahan risiko aterosklerosis pada pria dewasa
dislipidemia.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pengembangan produk
dengan desain rancangan acak lengkap dan tahap intervensi roti kering
menggunakan rancangan double blind randomized control trial. Pada tahap
pengembangan produk dibuat empat formula roti kering dengan mensubstitusi
MSM menggantikan margarin, yaitu F0 (0:100), F1 (80:20), F2 (90:10), dan F3
(100:0). Secara umum tahapan pembuatan roti kering terdiri dari pencampuran,
pencetakan, dan pemanggangan. Selanjutnya produk roti kering yang dihasilkan
diuji organoleptik untuk mendapatkan satu produk roti kering yang paling
diterima. Produk terpilih selanjutnya dilakukan analisis karakteristik sifat fisik,
kandungan gizi, kandungan β-karoten, dan aktivitas antioksidan. Tahap
selanjutnya adalah pemberian produk roti kering terpilih sebanyak 60 g/hari
selama 8 minggu pada pria dewasa yang mengalami dislipidemia. Subjek
penelitian sebanyak 34 orang dibagi ke dalam 2 perlakuan, yaitu perlakuan roti
kering tanpa MSM (kontrol) dan roti kering dengan MSM (eksperimen) yang
sebelumnya telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Pada tahap
ini dianalisis profil lipid [kadar kolesterol total, trigliserida, low-density
lipoprotein cholesterol (LDL-C), dan high-density lipoprotein cholesterol
(HDL-C)], aktivitas enzim superoksida dismutase (SOD), kadar malondialdehyde
(MDA), LDL-teroksidasi, dan serum β-karoten subjek sebelum dan setelah
intervensi.
Tahap penelitian pengembangan produk telah menghasilkan satu formula
produk roti kering MSM yang paling diterima secara organoleptik, yaitu formula
roti kering MSM F3 yang menggunakan MSM sebanyak 11.65 persen b/b adonan.
Hasil analisis sifat fisik dan kandungan gizi yang diperoleh dari produk roti kering
terpilih berwarna kuning, kekerasan 650.67 gf, densitas kamba 0.27 g/mL, energi
total 485 kkal/100 g, kadar air 4.31 persen, abu 1.48 persen, protein 9.76 persen,
karbohidrat 62.80 persen, lemak 21.65 persen, β-karoten 40.74 ppm dan aktivitas
antioksidan 470.44 mg/100 g AEAC. Apabila kadar β-karoten pada produk roti
kering dikonversikan ke vitamin A, maka produk tersebut termasuk dalam
kategori tinggi vitamin A.
Konsumsi roti kering dengan MSM sebanyak 60 g/hari selama 8 minggu
pada pria dewasa yang mengalami dislipidemia mampu menurunnya kadar
kolesterol total, LDL-C, MDA dan LDL teroksidasi serta meningkatkan aktivitas
enzim SOD serum secara nyata (p ˂ 0.05). Mekanisme ini kemungkinan terjadi
karena MSM tidak memerlukan hidrogenasi untuk mengubahnya ke lemak padat,
sehingga lemak padat yang terbuat dari minyak sawit bebas dari lemak trans dan
adanya kandungan β-karoten yang terdapat di dalam MSM mempunyai aktivitas
sebagai antioksidan yang memiliki kemampuan dalam menghambat kerja reactive
oxygen species (ROS) yang memberikan perlindungan bagi tubuh dari pengaruh
radikal bebas.
Hasil serupa juga diperoleh dari penelitian di Malaysia (Ng et al. 1991;
Sundram et al. 1992; Alias et al. 2002), Belanda (Sundram et al. 1992), Cina
(Zhang et al. 1997; Zhang et al. 2003), dan Afrika Barat (Alexandre et al. 2017;
Monde et al. 2017) yang menggunakan minyak sawit dalam memperbaiki profil
lipid dan penanda aterosklerosis. Roti kering diperkaya dengan MSM berpotensi
dalam pencegahan risiko aterosklerosis. Pemanfaatan bahan lokal sebagai produk
pangan dengan komponen fungsional melalui pemberian produk roti kering MSM
perlu ditingkatkan sehingga memberikan kontribusi pada upaya pencegahan
penyakit tidak menular lainnya pada golongan usia tertentu.
Collections
- DT - Human Ecology [567]