Studi Komparatif Patogenesis Newcastle Disease menggunakan Dua Isolat Virus Velogenik Asal Bebek Lokal
View/ Open
Date
2019Author
Etriwati
Ratih, Dewi
Handharyani, Ekowati
Setiyaningsih, Surachmi
Metadata
Show full item recordAbstract
Newcastle disease (ND) adalah penyakit unggas enzootik termasuk salah
satu dari 117 penyakit hewan dalam daftar penyakit infeksi dan infestasi tahun
2018. Penyakit ND memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi serta
waktu penyebaran yang sangat cepat, sehingga menyebabkan kerugian besar
dalam sektor peternakan unggas. Meningkatnya wabah ND juga didukung oleh
adanya unggas liar yang berperan penting dalam penyebaran VND. Penelitian ini
bertujuan mengkaji patogenesis VND velogenik asal itik yang diinfeksikan pada
ayam kampung (Gallus domesticus) dan itik (Anas domesticus) berdasarkan
gambaran gejala klinis, patologi anatomi, histopatologi dan imunohistokimia
terhadap protein VND dan caspase-3. Penelitian ini telah mendapat persetujuan
atas pelaksanaan etik dari komisi etik hewan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (LPPM-IPB) dengan nomor: 42-
2017 IPB.
Penelitian ini menggunakan 60 ekor ayam kampung dan 60 ekor itik yang
dibagi menjadi 6 kelompok yaitu AC-A: Kelompok ayam kampung diinfeksi
VND velogenik isolat Ducks/Aceh Besar_IND/2013/eoAC080721, AC-I:
Kelompok itik diinfeksi VND velogenik isolat Ducks/Aceh
Besar_IND/2013/eoAC080721, UK-A: Kelompok ayam kampung diinfeksi VND
velogenik isolat Ducks/Banda Aceh_IND/2013/icUK080713, UK-I: Kelompok
itik diinfeksi VND velogenik Ducks/Banda Aceh_IND/2013/icUK080713, K-A:
Kelompok ayam kampung kontrol dan K-I: Kelompok itik kontrol. Jalur infeksi
VND untuk semua kelompok melalui intraorbital.
Pengamatan gejala klinis pada hari ke-1 sampai hari ke-7 pasca infeksi (pi).
Nekropsi dilakukan hari ke-1, 3, 5 dan ke-7 pi untuk pemeriksaan patologi
anatomi, histopatologi dengan pewarnaan Mayer’s Hematoksilin dan Eosin, dan
imunohistokimia terhadap VND (rabbit polyclonal anti-Newcastle disease virus
antibody), sedangkan untuk pemeriksaan imunohistokimia terhadap caspase-3
(rabbit polyclonal anti-caspase-3 antibody) selain hari tersebut di atas nekropsi
juga dilakukan hari ke-2 pi.
Hasil pemeriksaan gejala klinis menunjukkan gejala pernafasan, pencernaan
dan syaraf disertai kematian 100% pada AC-A dan UK-A, tetapi pada AC-I dan
UK-I hanya depresi dan mengantuk ringan. Secara patologi anatomi dan
histopatologi lesi lebih berat pada AC-A dan UK-A dari pada AC-I dan UK-I.
Berdasarkan jenis isolat yang digunakan secara klinis UK-A lebih virulen
dibandingkan dengan AC-A dan antara AC-I dan UK-I tidak menunjukkan
perbedaan. Namun, secara patologi anatomi lesi hemoragi fokal pada duodenum
dan pankreas hanya terlihat pada UK-I.
Patogenesis VND pada ayam kampung diawali dengan lesi pada paru-paru,
timus, limpa bursa Fabricious dan ginjal hari ke-1 pi. Pada hari ke-3 pi disertai
dengan lesi di jantung, proventrikulus, duodenum, seka tonsil dan hati. Pada
setiap hari pengamatan berikutnya disertai dengan lesi pada trakhea, pankreas dan
otak. Pada itik sedikit mengalami perbedaan dimana hari ke-1 pi terlihat lesi di
paru-paru, timus dan limpa yang disertai dengan lesi proventrikulus. Pada hari ke-
3 pi terlihat lesi di jantung, proventrikulus, hati, timus dan limpa. Pada hari ke-5
pi terlihat lesi pada trakhea, proventrikulus, hati hanya pada AC-I, pankreas hanya
pada UK-I, timus, limpa dan disertai dengan lesi pada otak. Pada hari ke-7 pi lesi
hanya terlihat pada timus, limpa dan otak.
Secara imunohistokimia reaksi imonupositif terhadap VND paling tinggi di
proventrikulus, duodenum, seka tonsil dan organ limforetikuler pada AC-A dan
UK-A. Pada AC-I, distribusi VND paling tinggi di duodenum dan seka tonsil,
sedangkan UK-I di organ-organ limforetikuler. Persentasi caspase-3 lebih awal
meningkat pada AC-I dan UK-I dibandingkan dengan AC-A dan UK-A yang
memungkinkan clearance virus lebih awal pada AC-I dan UK-I.
Collections
- DT - Veterinary Science [286]