Antibakteri Polisakarida Rumput Laut dan Pengaruh Pemberiannya terhadap Produksi dan Kualitas Telur Ayam Lohman.
View/Open
Date
2019Author
Kereh, Veybe Gresje
Nahrowi
Wibawan, Wayan Teguh
Kusnandar, Feri
Metadata
Show full item recordAbstract
Rumput laut merupakan tanaman potensial sumber serat yang banyak
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, industri makanan, bahan baku kosmetik,
farmasi, dan bioteknologi. Rumput laut diklasifikasikan menjadi empat kelas
berdasarkan pigmentasinya, yaitu rumput laut hijau (Chlorophyceae), rumput laut
coklat (Phaeophyceae), rumput laut merah (Rhodophyceae) dan rumput laut
keemasan (Crysophyceae). Rumput laut mengandung beberapa komponen
bioaktif yang diklaim berfungsi sebagai sumber antioksidan, antibiotik,
antibakteri, antiviral, antijamur, antiinflamasi, antialergi, antiplasmodial, serta
antikanker. Pemanfaatan rumput luas secara luas telah digunakan terutama oleh
manusia dan diberikan pada ternak, akan tetapi informasi menyangkut
kemampuan rumput laut khususnya asam uronik dari rumput laut coklat
Sargassum crassifolium sebagai imunostimulan dan sekaligus sebagai salah satu
bahan penyusun ransum maupun feed additive pada ayam petelur masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji performa,
kesehatan dan ketahanan ayam petelur terhadap Salmonella sp. serta kualitas fisik
dan kimia telur ayam yang diberi asam uronik dari S. crassifolium.
Hasil ekstrak S. crassifolium memperlihatkan warna cokelat tua hampir
kehitaman dengan bau agak amis. Kadar asam uronik dari rendemen ekstrak
rumput laut menggunakan pelarut air memperlihatkan nilai yang lebih tinggi
(2.34-6.53%) dibandingkan dengan pelarut etanol 96% (0.82-4.45%). Pada
ekstrak S. crassifolium menggunakan pelarut air memperlihatkan pH yang tinggi/
basa (8) dibandingkan dengan menggunakan pelarut etanol 96% (6). Pada
pengujian level asam uronik dari S. crassifolium terhadap daya hambat bakteri
Salmonella sp terlihat adanya zona hambat terhadap bakteri Salmonella sp.
meskipun tidak sejelas kontrol positif antibiotik tetrasiklin. Hal tersebut
menunjukkan adanya aktivitas antibakteri. Hasil ekstraksi pada rumput laut S.
crassifolium mengandung bahan aktif asam uronik 0.89% sehingga berpotensi
menghambat dan menyebabkan kematian pada bakteri Salmonella sp.
Pemberian asam uronik dari S. crassifolium dengan level 2.5%, 5%, 7.6%
dan 10 % dalam air minum baik dengan penambahan antibiotik maupun tanpa
antibiotik dalam pakan memberikan pengaruh dan interaksi yang nyata (P<0.05)
terhadap konsumsi pakan penelitian (g ekor-1 hari-1). Namun, rataan konsumsi air
minum (ml ekor-1 hari-1), produksi, berat dan masa telur ayam Lohman (%) yang
diberi level asam uronik dari S. crassifolium pada pakan yang mengandung
antibiotik dengan tanpa antibiotik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dan
tidak terdapat interaksi diantara perlakuan. Demikian pula pada konversi ransum,
level asam uronik dari S. crassifolium yang diberikan tidak memperlihatkan
perbedaan yang nyata. Hasil penelitian terhadap saluran reproduksi, jumlah folikel
besar dan kecil serta berat folikel juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
dan tidak terlihat interaksi diantara perlakuan pakan antibiotik dan level asam
uronik dari S. crassifolium yang diberikan. Perlakuan level asam uronik dari S.
crassifolium dan antibiotik juga tidak mempengaruhi kualitas fisik dan kimia telur
serta tidak ada interaksi antara kedua perlakuan tersebut terhadap kualitas fisik
telur (persentase kerabang telur, kuning telur, putih telur, tebal kerabang, warna
kuning telur, haugh unit dan indeks telur) serta kimia telur (Enzim Superoxide
dismutase (SOD), Thiobarbituric acid reactive substances (TBARS) dan
Kolesterol Telur). Meskipun demikian, ekstrak asam uronik dari S. crassifolium
dapat menggantikan antibiotik dalam pakan karena memberikan pengaruh yang
sama dengam ayam yang diberi antibiotik terhadap performa, kualitas fisik dan
kimia telur ayam Lohman.
Pada pengukuran profil darah ayam Lohman (kolesterol, high density
lipoprotein (HDL), trigiserida dan glukosa darah ayam Lohman tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata dan tidak terdapat interaksi diantara perlakuan level
asam uronik dari S. crassifolium yang diberikan. Hasil uji pada titer antibodi ayam
Lohman menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata dan interaksi
diantara perlakuan pakan yang diberikan pada awal penelitian, namun pada akhir
penelitian terlihat perbedaan yang nyata (P<0.05), dimana terdapat peningkatan
titer antibodi seiring dengan peningkatan level asam uronik dari S. crassifolium
yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam uronik dari S. crassifolium
dapat digunakan sebagai pengganti antibiotik untuk meningkatkan antibodi ayam
petelur Lohman. Pada pengamatan koaglutinasi darah ayam Lohman terhadap
Salmonella sp terlihat bahwa semua ayam yang diberi perlakuan level asam
uronik dari S. crassifolium menunjukkan hasil uji koaglutinasi positif. Hal ini
mengindikasikan bahwa ayam yang diberi perlakuan level asam uronik memiliki
kekebalan terhadap Salmonella sp. meskipun pemberian level asam uronik dari S.
crassifolium pada pakan ayam Lohman belum mampu menurunkan populasi
Salmonella sp.
Secara umum penggunaan level asam uronik baik pada pakan yang
mengandung antibiotik maupun tanpa antibiotik memiliki pengaruh yang sama
secara statistik. Temuan ini mengindikasikan bahwa pemberian asam uronik dari
S. crassifolium dapat menggantikan penggunaan antibiotik dalam pakan ayam
petelur Lohman.
Collections
- DT - Business [332]