Evaluasi Lahan Perkebunan Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze var. assamica) di Kabupaten Bandung dan Cianjur.
View/Open
Date
2019Author
Sule, Marenda Ishak Sonjaya
Sudarsono
Widiatmaka
Yahya, Sudirman
Metadata
Show full item recordAbstract
Pada tahun 1990an, Indonesia merupakan Negara pengekspor teh ke lima
dunia, akan tetapi mengalami kemunduran sejak tahun 2000-an. Kemunduran
pada perkebunan teh dapat juga dilihat dari laju konversi tanaman teh yang
mencapai 1.000 ha/tahun; produktivitas yang kian menurun; kurangnya
sumberdaya manusia yang terampil pada perkebunan teh, lemahnya sistem
kerjasama dan sebagainya. Salah satu yang menjadi permasalahannya adalah
perubahan iklim, baik terhadap suhu udara, curah hujan, muka air laut, arah angin,
kelembaban, penutupan awan dan lain sebagainya. Perubahan ini berakibat pada
pola tanam, kesesuaian lahan, produktivitas dan juga kualitas tanaman. Hal ini
akan terasa lebih pada tanaman-tanaman tahunan karena dampak yang dirasakan
akan sangat panjang, oleh karenanya dibutuhkan tindakan antisipasi yang tepat.
Atas dasar hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi lahan
yang berpengaruh pada tanaman teh, termasuk guna mendapatkan kriteria
kesesuaian lahan yang menggambarkan produktivitas dan kualitas teh.
Penelitian dilakukan dengan tujuan : Pertama, menyusun dan
menyempurnakan kriteria kesesuaian lahan. Kedua, mengklasifikasikan
kesesuaian lahan perkebunan teh di Kabupaten Bandung dan Cianjur berdasarkan
kriteria kesesuaian lahan yang baru. Ketiga, menganalisis hubungan konversi
tanaman perkebunan teh dengan faktor karakteristik/kualitas lahan. Keempat,
menentukan tingkat keuntungan atau kerugian dari usaha perkebunan teh dan
hubungannya untuk kesesuaian lahan.
Penelitian dilaksanakan dalam 5 tahap kegiatan, yaitu (1) Pengumpulan
data meliputi : identifikasi tipe penggunaan lahan, penentuan lokasi penelitian,
penentuan satuan lahan pengamatan, karakterisasi lahan, dan pengamatan
komponen produktivitas dan kualitas pada petak percobaan, (2) Analisis
kesesuaian lahan dan penyusunan kriteria meliputi : klasifikasi kesesuaian lahan
berdasarkan kriteria yang ada, analisis hubungan dan klasifikasi kesesuaian lahan
dengan karakteristik/kualitas lahan terhadap produktivitas tanaman dan kualitas
hasil, dan penyusunan kriteria lahan yang baru. (3) Mengklasifikasi kesesuaian
lahan berdasarkan kriteria yang baru; dan (4) menganalisis hubungan kriteria
kesesuaian lahan yang disempurnakan dengan konversi tanaman teh; dan (5)
Menganalisis kelayakan finansial;
Pengamatan dilakukan pada 21 profil tanah untuk mendapatkan kriteria
kesesuaian lahan yang disempurnakan, sedangkan pengamatan terhadap lahan
terkonversi tanaman dilakukan pada 3 profil tanah. Dari 21 profil pengamatan
tersebar, kemudian dilakukan validasi melalui pengamatan pada 6 profil tanah.
Kriteria kesesuaian lahan disusun berdasarkan karakteristik/kualitas lahan yang
berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas teh. Hubungan karakteristik
lahan/kualitas lahan terhadap produktivitas dan kualitas teh dianalisis berdasarkan
uji korelasi dan regresi, sedangkan identifikasi karakteristik lahan penentu
produktivitas dan kualitas teh didasarkan analisis regresi stepwise.
Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik lahan penentu
produktivitas dipengaruhi oleh temperatur dan curah hujan, sedangkan
karakteristik penentu kualitas teh adalah temperatur dan kapasitas tukar kation
(KTK). Berdasarkan hasil analisis kualitas lahan, baik produktivitas dan kualitas
teh ditentukan oleh temperatur. Penelitian selanjutnya, dilakukan guna menilai
klasifikasi kesesuaian lahan berdasarkan kriteria yang baru. Hasil analisis
menunjukkan bahwa produktivitas di Kabupaten Bandung pada umumnya sangat
sesuai atau S1, sedangkan di Kabupaten Cianjur tidak sesuai atau N. Berdasarkan
kriteria yang baru juga ditentukan bahwa faktor curah hujan dan suhu merupakan
faktor yang menjadi penyebab konversi. Selanjutnya, hasil analisis finansial
menunjukkan pada perkebunan teh > 2.400 kg/ha/tahun, B/C ratio rata-rata >
2,87. Pada produktivitas di atas 1.800 kg/ha/tahun B/C ratio > 1,59. Pada
produktivitas < 1.200 kg/ha/tahun B/C ratio < 1.
Collections
- DT - Agriculture [756]