Gambaran Kondisi Kesehatan Anjing Pelacak Narkoba dan Pelacak Umum Melalui Analisis Nilai Blood Urea Nitrogen dan Kreatinin.
View/Open
Date
2019Author
Bagaskara, Muhammad Aulia
Choliq, Chusnul
Saleh, R. Chaindraprasto
Metadata
Show full item recordAbstract
Unit K-9 Direktorat Polisi Satwa Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
memanfaatkan indra pembau anjing yang sangat baik untuk menjadi pelacak
narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) dan pelacak umum. Pelatihan
kelompok anjing pelacak narkoba (caknar) dan pelacak umum (cakum) yang
intensif berisiko menyebabkan penurunan status kesehatannya. Uji biokimia darah
dengan nilai blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin dilakukan untuk
mengetahui kondisi kesehatan ginjal kelompok anjing caknar dan cakum. Data
diperoleh dengan mengoleksi sampel darah dari 24 ekor anjing yang terdiri dari
kelompok anjing caknar dan cakum diambil dan diukur menggunakan instrumen
Dialab Photometer DTN-410® dengan parameter urea dan kreatinin. Data
kuantitatif yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif
pada Microsoft Excel 2010. Hasil yang diperoleh adalah rataan nilai BUN
kelompok anjing caknar adalah 45.75 ± 9.523 dan nilai BUN kelompok anjing
cakum adalah 50.2 ± 7.598. Nilai ini melewati batas normal. Rataan nilai kreatinin
kelompok anjing caknar adalah 1.16 ± 0.108 dan rataan nilai kreatinin kelompok
anjing cakum adalah 1.0067 ± 0.098. Nilai ini termasuk dalam rentang normal,
namun cenderung tinggi. Nilai BUN yang tinggi disebabkan oleh pemberian
pakan yang tinggi protein (32%) dan tidak dilatih dengan proporsi yang sesuai.
Nilai BUN yang tinggi dapat diasosiasikan dengan pre-renal azotemia,
menurunnya fungsi imun tubuh, stress oksidatif, dan heart failure. Semua
kelompok anjing mengalami pre-renal azotemia atau kenaikan konsentrasi nilai
BUN dan kreatinin.