Analsis Kesejahteraan Keuangan Keluarga Usia Pensiun
View/Open
Date
2019Author
Aulia, Nadia
Yuliati, Lilik Noor
Muflikhati, Istiqlaliyah
Metadata
Show full item recordAbstract
BPS memproyeksikan bahwa Indonesia pada tahun 2020-2025 mencapai rata-rata angka harapan hidup 71,5 tahun. Hal ini memiliki arti bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia akan meningkat. Berdasarkan BPS (2017) penduduk yang telah memasuki usia pensiun (≥65 tahun) lebih merasa tidak bahagia dengan indeks kepuasan hidup personal terkait pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kesehatan, dan kondisi rumah dibandingkan kelompok usia sebelumnya (20-64 tahun). Selain itu, penduduk di perkotaan (67,88) lebih merasa puas dengan kehidupan personalnya dibandingkan penduduk di perdesaan (63,72). Indeks literasi keuangan di Indonesia pada umumnya masih rendah (29,66) (OJK 2016c). Selain itu, tujuan keuangan masyarakat Indonesia pada umumnya hanya bertujuan jangka pendek. Menurut OJK (2016e), selama lima tahun terakhir jumlah Dana Pensiun mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis perbedaan karakteristik individu, karakteristik keluarga, literasi keuangan, perencanaan keuangan hari tua, kepemilikan aset, serta kesejahteraan keuangan keluarga usia pensiun di perkotaan dan perdesaan; 2) menganalisis hubungan karakteristik individu, karakteristik keluarga, literasi keuangan, perencanaan keuangan hari tua, kepemilikan aset, dengan kesejahteraan keuangan keluarga usia pensiun; 3) menganalisis pengaruh karakteristik individu, karakteristik keluarga, literasi keuangan, perencanaan keuangan hari tua, dan kepemilikan aset terhadap kesejahteraan keuangan pada keluarga usia pensiun. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Lokasi penelitian Kota Bandar Lampung sebagai perwakilan wilayah perkotaan dan Kabupaten Pringsewu sebagai perwakilan wilayah perdesaan. Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga usia pensiun yang bertempat tinggal di Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pringsewu. Responden penelitian ini adalah suami atau istri dari keluarga usia pensiun (55-65 tahun), berjumlah 120 orang. Teknik penarikan contoh menggunakan teknik purposive sampling. Data primer dikumpulkan secara langsung menggunakan teknik wawancara kepada contoh dengan bantuan kuesioner terstruktur. Terdapat empat variabel dalam penelitian ini, yaitu literasi keuangan diacu dari Lusardi dan Mitchell (2007), perencanaan keuangan hari tua diacu dari Amelia (2017), kepemilikan aset diacu dari Xiao (1996), dan kesejahteraan keuangan diacu dari Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) (2015). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, uji beda independent sample t-test, uji korelasi Pearson dan uji regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari lima puluh persen responden adalah laki-laki. Tingkat pendidikan ditemukan berbeda statistik, bahwa tingkat pendidikan di perkotaan lebih tinggi (Sarjana) dibandingkan di perdesaan (Sekolah Dasar). Status bekerja ditemukan lebih tinggi di perkotaan lebih tinggi (98,3%) dibandingkan di perdesaan (63,3%). Status pernikahan pada umumnya sekitar 80% berstatus menikah. Besar keluarga tergolong keluarga kecil
(≤4 orang) di kedua wilayah. Berdasarkan rata-rata, pendapatan di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan. Berdasarkan statistik, terdapat perbedaan nyata literasi keuangan, perencanaan keuangan hari tua, kepemilikan aset, dan kesejahteraan keuangan. Indeks literasi keuangan di perkotaan 46,4 lebih tinggi dibandingka di perdesaan dengan indeks 30,4. Responden di perkotaan lebih banyak yang memiliki perencanaan keuangan hari tua (73,3%) dibandingkan responden di perdesaan (26,7%). Rata-rata kepemilikan aset di perkotaan lebih banyak (6 jenis) dibandingkan di perdesaan (4 jenis). Rataan indeks kesejahteraan keuangan di perdesaan lebih rendah (45,5) dibandingkan di perkotaan (63,2). Uji korelasi menunjukkan bahwa literasi keuangan berhubungan signifikan dengan perencanaan keuangan hari tua, kepemilikan aset, dan kesejahteraan keuangan. Perencanaan keuangan hari tua diketahui berhubungan signifikan dengan literasi keuangan, kepemilikan aset, dan kesejahteraan keuangan. Kepemilikan aset berhubungan signifikan dengan literasi keuangan, perencanaan keuangan hari tua, dan kesejahteraan keuangan. Kesejahteraan keuangan juga diketahui berhubungan signifikan dengan literasi keuangan, perencanaan keuangan hari tua, dan kepemilikan aset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan, literasi keuangan, perencanaan keuangan hari tua, dan kepemilikan aset berpengaruh positif signfikan terhadap kesejahteraan keuangan keluarga usia pensiun. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, saran yang dapat diberikan adalah: 1) masyarakat sebaiknya untuk menghadapi masa pensiun dan memeroleh kesejahteraan keuangan meningkatkan literasi keuangan dan perencanaan keuangan hari tua; 2) Literasi keuangan dan perencanaan keuangan hari tua yang kurang baik dapat ditingkatkan melalui bantuan penyuluhan atau edukasi dari LSM serta lembaga terkait; 3) Pemerintah atau instansi terkait diharapkan dapat memberikan program untuk peningkatan kesejahteraan keuangan untuk pensiunan seperti program investasi untuk pensiun; 4) Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan lebih lanjut seperti difokuskan pada jenis pekerjaan dan pengembangan lebih lanjut untuk variabel kepemilikan aset.
Collections
- MT - Human Ecology [2275]