Spatio - Temporal Distribution of Tropospheric Ozone over Indonesia
View/ Open
Date
2018Author
Muslimah, Sri
Saleh, Muhamad Buce
Hidayat, Rahmat
Metadata
Show full item recordAbstract
Ozon troposferik merupakan ozon yang berada di lapisan troposfer dengan
kelimpahan 10% di seluruh dunia. Ozon di troposfer dapat mempengaruhi
kesehatan dan pertumbuhan tanaman. Pengamatan ozon troposferik di Indonesia
secara spasial diperlukan untuk memetakan wilayah yang terkena dampak dan
wilayah yang berpotensi terkena dampak serta menganalisis sumber peningkatan
konsentrasinya. Secara temporal diharapkan dapat mengetahui kapan saja
konsentrasi ozon di troposfer meningkat. Salah satu proses pembentukan ozon di
lapisan troposfer adalah pembakaran biomassa. Dalam studi ini, pembakaran
biomassa direpresentasikan dengan data hotspot. Menanggapi isu tersebut maka
tujuan penelitian ini adalah menganalisis variasi spasial dan temporal ozon
troposferik, menghitung perubahan konsentrasi ozon troposferik di tahun 2015
terhadap rata-rata ozon troposferik selama 10 tahun per bulan, dan menganalisis
hubungan antara ozon troposferik dengan hotspot di Indonesia menggunakan Ozone
Monitoring Instrument (OMI).
OMI adalah satelit yang bernaung bersama Aura dan menyediakan data ozon
troposferik bulanan dengan resolusi spasial 1.25°×1°. Data hotspot yang digunakan
adalah data Terra Moderate Resolution Imaging Spectrometer (MODIS) dengan
resolusi spasial 1 km × 1 km dan resolusi temporal harian. Analisis spasial ozon
troposferik selama 10 tahun adalah rata-rata kolom ozon troposferik (TCO) selama
2005 sampai 2014. Kelas konsentrasi TCO selama sepuluh tahun bervariasi secara
spasial terbagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas konsentrasi tinggi, sedang dan rendah.
Kelas konsentrasi tinggi memiliki varisi TCO 30 DU – 40 DU. Kelas konsentrasi
sedang adalah TCO yang bervariasi dari 20 DU – 30 DU. Kelas konsentrasi rendah
adalah TCO yang bervariasi dari 10 DU hingga 20 DU. Penentuan kelas
berdasarkan distribusi data dan perhitungan piksel masing-masing pulau di
Indonesia.
Berdasarkan pembagian konsentrasi, analisis temporal dilakukan di lokasi
tersebut dan secara umum di Indonesia. Anomali TCO pada tahun 2015
dibandingkan dengan rata-rata 10 tahun TCO menunjukkan nilai positif dan negatif.
Nilai positif menunjukkan bahwa ada peningkatan TCO pada tahun 2015 di lokasi
tersebut. Sebaliknya, nilai negatif menunjukkan penurunan TCO pada tahun 2015.
Anomali TCO pada tahun 2015 didapatkan dengan pengurangan TCO pada tahun
2015 dengan rata-rata TCO selama 10 tahun.
Histori data TCO pada analisis temporal dari tahun 2005 – 2014 mendukung
hasil dari analisis spasial TCO pada tahun 2015 dan juga pada tiga wilayah yang
telah terbagi. Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan hotspot dan
ozon troposferik. Kemudian analisis regresi digunakan untuk mendukung analisis
korelasi sederhana yang dilakukan.
Hasil menunjukkan ata-rata bulanan TCO selama 10 tahun menunjukkan
adanya variasi spasial TCO di Indonesia selama Januari – Desember. Kelas
konsentrasi tinggi terdiri dari wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,
yang selanjutnya akan disebut wilayah barat dan selatan Indonesia. Kelas
konsentrasi sedang termasuk Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, yang selanjutnya
akan disebut sebagai wilayah tengah Indonesia. Kelas konsentrasi rendah terdiri dri
Papua yang selanjutnya akan disebut wilayah timur Indonesia.
Pola temporal TCO di tiga wilayah, yang juga ditunjukkan pada analisis
spasial, menunjukkan adanya kecenderungan konsentrasi tinggi, sedang dan
rendah. Punca konsentrasi TCO selama setahun terjadi pada bulan Maret/April dan
Oktober. Variasi temporal di Indonesia menunjukkan konsentrasi tinggi pada tahun
2015 dibandingkan tahun-tahun lainnya. Setelah dibandingkan antara anomali TCO
pada 2015 dengan rata-rata sepuluh tahun TCO, menunjukkan adanya peningkatan
TCO di Indonesia yang ditunjukkan dengan nilai positif. Peningkatan TCO dipicu
pembakaran biomassa pada tahun 2015 yang ditunjukkan dengan adanya distribusi
hotspot yang tinggi dan luas. Hotspot tertinggi pada bulan September-Oktober
2015, oleh karena itu analisis hubungan hotspot dan TCO dilakukan sebelum dan
setelah kejadian hotspot tinggi.
Analisis korelasi total hotspot dan TCO adalah 0.43 sedangakan korelasi
antara jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan dengan TCO adalah 0.21. Hal
ini menunjukkan bahwa kenaikan hotspot menyebabkan peningkatan TCO,
begitupula dengan kejadian kebakaran hutan dan lahan terhadap TCO. Namun,
jumlah hotspot hanya mampu mewakili 18.71% dari penyebab kenaikan TCO,
sedangkan kejadian kebakaran hutan dan lahan hanya mampu mewakili 0.21% dari
penyebab kenaikan TCO di Indonesia.
Pentingnya penelitian ini bagi pengelolaan lingkungan hidup adalah
menyediakan inventarisasi data ozon troposferik yang dapat digunakan untuk
memperbaharui baku mutu kualitas udara khususnya ozon permukaan. Harapannya,
kualitas udara dapat terklasifikasi dengan baik berdasarkan wilayahnya. Dalam
upaya pencegahan dan pengelolaan bahaya kebakaran hutan dan lahan, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat yang terdampak
masalah kesehatan, kematian, dan hilang akibat kebakaran hutan dan lahan.
Collections
- MT - Professional Master [887]