Show simple item record

dc.contributor.advisorTinaprilla, Netti
dc.contributor.advisorBaga, Lukman M
dc.contributor.authorUlpah, Amalia
dc.date.accessioned2019-02-11T02:03:59Z
dc.date.available2019-02-11T02:03:59Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/96841
dc.description.abstractKetersediaan benih bermutu dalam jumlah yang cukup untuk ditanam petani sangat diperlukan dalam mendukung peningkatan produksi padi nasional. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi benih padi di Indonesia. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi dan produktivitasnya melalui perbaikan efisiensi teknis usahatani penangkar benih. Usahatani penangkaran benih padi banyak ditekuni oleh petani di Subang, mengingat benih padi asal subang banyak diminati oleh petani dari daerah lain dan keuntungannya yang lebih tinggi dibandingkan usahatani padi untuk konsumsi. Dalam menjalankan usahataninya, petani penangkar benih di Indonesia seringkali mengalami hambatan dalam modal dan pengetahuan masalah perbenihan, serta tidak adanya keterjaminan pasar karena petani pada umumnya tidak memiliki kemampuan melakukan hubungan dengan pasar. Adanya keterbatasan modal dan pengetahuan SDM akan menyebabkan usahatani yang dijalankan menjadi tidak efisien secara teknis, sehingga dapat menyebabkan produksi dan produktivitas rendah atau belum mencapai maksimal. Sementara tidak adanya keterjaminan pasar akan berpengaruh terhadap pendapatan petani. Jika petani memiliki pasar yang pasti maka petani dengan mudah menjual hasil produksinya, sehingga mengurangi risiko kerugian akibat produk yang tidak terjual. Salah satu upaya untuk mengatasi kendala-kendala petani tersebut dapat dilakukan melalui pola kemitraan. Petani penangkar benih di Kabupaten Subang ada yang melakukan kemitraan dengan produsen benih yang lebih besar ada juga yang melakukan secara mandiri. Salah satu produsen benih swasta terbesar di Subang adalah CV Fiona Benih Mandiri (CV FBM). Adanya pola kemitraan dalam bisnis penangkaran benih ini diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak terutama petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis : (1) pola kemitraan yang terjadi antara petani penangkar dengan CV FBM dalam menjalankan usahatani penangkaran benih; (2) efisiensi teknis pada petani yang bermitra dengan yang tidak bermitra; (3) faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani penangkaran benih padi; (4) perbedaan pendapatan usahatani penangkaran benih padi antara petani mitra dan nonmitra. Analisis deskripsi dilakukan untuk mengetahui pola kemitraan yang terjalin antara petani penangkar dengan CV FBM. Stochastic Frontier Analysis (SFA) digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur efisiensi teknis sekaligus faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 50 petani penangkar di empat Kecamatan di Kabupaten Subang, yaitu Kecamatan Pusakajaya, Pusakanegara, Ciasem, dan Blanakan. Sampel tersebut terdiri atas 25 petani mitra dan 25 petani nonmitra. Pemilihan sampel dengan menggunakan metode accidental sampling. Penelitian untuk mengumpulkan data dilakukan pada Bulan Maret sampai April Tahun 2018. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Pola kemitraan yang terjain antara petani dengan CV Fiona Benih Mandiri (CV FBM) menunjukkan pola hubungan subkontrak. Dalam hal ini CV FBM berperan dalam menampung dan membeli gabah hasil produksi petani penangkar, melakukan kontrol kualitas produksi bekerjasama dengan BPSB, dan memberikan bantuan input atau modal. Sementara petani penangkar berperan memproduksi komponen produksi yang diperlukan perusahaan mitra serta menyediakan tenaga kerja. Kontrak bersama yang mencantumkan harga, kualitas, dan waktu ditentukan di awal secara lisan. Oleh karena itu kemitraan yang terjalin cenderung bersifat informal; (2) hasil analisis efisiensi teknis menunjukkan bahwa usahatani penangkaran benih padi baik pada petani mitra maupun nonmitra telah efisien secara teknis. Berdasarkan hasil analisis efisiensi teknis, rata-rata efisiensi teknis petani mitra sebesar 0.93 dan rata-rata efisiensi teknis petani nonmitra sebesar 0.90; (3) faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi teknis petani mitra dan nonmitra adalah usia dan pengalaman berusahatani. Kemitraan tidak berpengaruh terhadap efisiensi teknis; (4) pendapatan usahatani petani mitra lebih tinggi dibandingkan petani nonmitra. Pendapatan petani mitra dalam satu kali musim tanam adalah Rp 8 803 095 per hektar dengan nilai R/C ratio atas biaya total sebesar 1.30, sedangkan pendapatan petani nonmitra adalah sebesar Rp 4 154 691 dengan nilai R/C ratio atas biaya total sebesar 1.14. Dari kedua nilai R/C ratio tersebut dapat dikatakan usahatani penangkaran benih padi di lokasi penelitian telah efisien, namun petani memiliki risiko mengalami kerugian jika terdapat perubahan biaya input atau penurunan produksi. Hal ini menunjukkan walaupun kemitraan telah efisien secara ekonomi namun belum dapat menguntungkan petani secara maksimal.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcRicesid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcSubang Jawa Baratid
dc.titleAnalisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Benih Padi Pola Kemitraan di Kabupaten Subangid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordEfisiensi Teknisid
dc.subject.keywordKemitraanid
dc.subject.keywordPenangkaran Benihid
dc.subject.keywordPendapatanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record