Deteksi dan Identifikasi Cucurbit aphid-borne yellows polerovirus (CABYV) pada Cucurbitaceae di Jawa
Abstract
Cucurbitaceae merupakan salah satu komoditas penting di berbagai dunia.
Namun, banyak faktor yang membatasi produksinya, seperti infeksi virus. Tujuan
penelitian ini adalah mendeteksi dan mengidentifikasi Cucurbit aphid-borne
yellows polerovirus (CABYV) pada Cucurbitaceae di Jawa. Gejala yang
mengindikasikan adanya infeksi Polerovirus berupa daun menguning dibatasi
pertulangan daun yang berwarna hijau dan ukuran daun tua tidak berubah. Total
daun bergejala sekitar 600 sampel dikoleksi dari Jawa Barat (Subang dan Bogor),
Jawa Tengah (Brebes, Purworejo, dan Kulonprogo), dan Jawa Timur (Nganjuk,
Kediri, dan Tulungagung). Frekuensi infeksi virus-virus yang terdapat pada
sampel bergejala ditentukan melalui metode Dot immunobinding assay (DIBA)
dengan menggunakan 6 antiserum spesifik. Deteksi asam nukleat menggunakan
metode Reverse-Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan
perunutan DNA menggunakan primer spesifik CABYV. Hasil DIBA
menunjukkan sampel yang diuji memberikan hasil positif terhadap Cucurbit
aphid-borne yellows virus (CABYV) dengan frekuensi berkisar 22.67-83.33%,
Cucumber mosaic virus (CMV) berkisar 2-88.89%, Papaya ringspot virus
(PRSV) berkisar 0-87.5%, Tobacco mosaic virus (TMV) berkisar 0-89.6%,
Squash mosaic virus (SqMV) berkisar 0-39.7%, dan Zucchini yellow mosaic virus
(ZYMV) berkisar 3.9-61.11%. RT-PCR berhasil mengamplifikasi DNA
berukuran ± 489 pb dan terkonfirmasi sebagai CABYV pada melon asal Nganjuk
dan peria asal Bogor. CABYV isolat melon memiliki homologi tertinggi sebesar
100% dengan isolat mentimun asal Tulungagung, sedangkan isolat peria memiliki
homologi tertinggi sebesar 96% dengan isolat melon asal Perancis dan labu asal
Spanyol. Tulisan ini merupakan laporan pertama mengenai infeksi CABYV pada
melon dan peria di Jawa.
Collections
- UT - Plant Protection [2412]