dc.description.abstract | Kendala yang masih sering dihadapi dalam kegiatan budidaya ikan gurame yakni penyakit bakterial. Secara alaminya penyakit yang menyerang suatu organisme dapat diakibatkan oleh beberapa jenis patogen yang berbeda, atau disebut koinfeksi. Dua jenis bakteri patogen yang paling banyak ditemukan pada ikan gurame yang terserang wabah penyakit di Kecamatan Rancabungur Bogor diantaranya yaitu Aeromonas hydrophila YH1 dan Enterobacter cloacae YH2. Dilakukan pengamatan terhadap ikan gurame yang diinjeksi menggunakan kedua bakteri tersebut serta koinfeksinya. Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan (A) ikan diinjeksi Aeromonas hydrophila YH1 kepadatan sel 107 CFU mL-1; (B) ikan diinjeksi Enterobacter cloacae YH2 kepadatan sel 107 CFU mL-1; (C) ikan diinjeksi Aeromonas hydrophila YH1 kepadatan sel 0.5x107 CFU mL-1 + Enterobacter cloacae YH2 kepadatan sel 0.5x107 CFU mL-1; (D) ikan diinjeksi PBS, masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Ikan gurame yang digunakan memiliki bobot 41,5±12,23 g. Ikan gurame dipelihara dalam akuarium kaca berukuran (55x30x30) cm3, pada setiap akuarium diletakan 10 ekor ikan gurame. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan C memiliki tingkat infeksi yang lebih parah dengan survival rate 23.3 %. Perlu dilakukan penanganan yang tepat dalam menanggulangi penyakit bakterial pada ikan gurame diantaranya yakni pengunaan probiotik. Kandidat probiotik yang digunakan berasal dari endogenous ikan gurame serta isolat Bacillus cereus BR2. Isolat kandidat probiotik terbaik untuk menekan pertumbuhan Aeromonas hydrophila YH1 yakni 1BG2 (6,71±0,15a log CFU mL-1) dan 3BH1 (6,97±0,05a log CFU mL-1). Kandidat probiotik terbaik untuk menekan pertumbuhan Enterobacter cloacae YH2 yakni perlakuan BR2 (8,60±0,05a log CFU mL-1). | id |