dc.description.abstract | Saat ini, penurunan ketersediaan ruang terbuka hijau di Kota Bogor terjadi karena pembangunan kawasan perumahan di Kota Bogor berkembang pesat. Hal ini menyebabkan meningkatnya laju emisi gas karbon dioksida di atmosfer karena berkurangnya keberadaan vegetasi yang mampu menyerap karbondioksida. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama isu pemanasan global. Sistem agroforestri skala mikro (pekarangan, talun, dan kebun campuran) dapat menjadi salah satu alternatif mengurangi dampak pemanasan global dan efek rumah kaca karena kemampuannya yang tinggi dalam menyerap karbon dioksida. Penelitian ini bertujuan menghitung nilai keanekaragaman dan karbon tersimpan, serta merumuskan rekomendasi pengelolaan pekarangan dan kebun campuran agar memiliki biodiversitas dan karbon tersimpan yang tingggi, sehingga dapat menciptakan masyarakat rendah karbon. Model alometrik dan indeks Shannon-Wienner digunakan untuk menganalisis keanekaragaman hayati dan karbon tersimpan di pekarangan dan kebun campuran. Hasilnya adalah sebagian besar pekarangan dan kebun campuran memiliki nilai biodiversitas sedang sampai tinggi, yang berkisar antara 1,2 sampai 3,3. Nilai karbon tersimpan kebun campuran berkisar antara 5,72 sampai 352,10 Mg C/ha, sedangkan nilai karbon tersimpan pekarangan berkisar antara 4,72 sampai 663,82 Mg C/ha. Rekomendasi dari penelitian ini adalah dengan mengoptimalisasi penggunaan lahan tidak terpakai di Kota Bogor, mengoptimalisasi penggunaan lahan pekarangan dan kebun campuran, strategi penanaman yang efisien pada pekarangan dan kebun campuran, Optimalisasi perawatan pekarangan dan kebun campuran yang sudah ada, dan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan penyuluhan masyarakat di kelurahan. Keluaran dari penelitian ini adalah site plan pekarangan dan kebun campuran yang memiliki biodiversitas dan karbon tersimpan tinggi. | id |