dc.description.abstract | Salah satu penyebab terjadinya anemia defisiensi besi di Indonesia adalah
kebiasaan mengonsumsi makanan yang mengandung zat yang dapat menghambat
penyerapan zat besi di dalam tubuh, seperti minum teh pada saat makan atau dalam
satu jam setelah makan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kadar
air dan tanin pada teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam, menentukan
pengaruh inhibisi dari tanin terhadap bioavailabilitas zat besi, dan menganalisis
pengaruh teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam terhadap bioavailabilitas
zat besi. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan
dengan menggunakan suplemen besi (mengandung 250 mg ferrous gluconate dan
50 mg vitamin C per kapsul), teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Kadar
air pada teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam masing-masing sebesar
6.95%, 9.51%, 6.53%, dan 7.7%. Kadar tanin pada teh putih sebesar 46.040 mg/g,
teh hijau sebesar 100.498 mg/g, teh oolong sebesar 85.076 mg/g, dan teh hitam
sebesar 65.157 mg/g. Bioavailabilitas zat besi pada kontrol adalah 0.71%, teh putih
0.66%, teh hijau 0.62%, teh oolong 0.63%, dan teh hitam 0.61%. Bioavailabilitas
zat besi semua teh tersebut termasuk dalam kategori rendah. Perbedaan
bioavailabilitas zat besi teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam dibandingkan
kontrol masing-masing sebesar 6.3%, 13.34%, 11.1%, dan 14.47%. Hasil penelitian
juga menunjukkan adanya perbedaan kadar air yang signifikan antar jenis teh
(p<0.05, r=0.001), perbedaan kadar tanin yang signifikan antar sampel (p<0.05,
r=0.001), dan perbedaan bioavailabilitas zat besi yang tidak signifikan antar sampel
(p>0.05, r=0.195). Meskipun demikian, penelitian ini telah mampu menunjukkan
bahwa semakin tinggi kadar tanin dalam teh, maka bioavailabilits zat besi akan
semakin rendah, walaupun tidak signifikan secara statistik. | id |