Model Pengembangan Kemandirian Pangan Pokok Berkelanjutan di Provinsi Jawa Barat.
View/Open
Date
2018Author
Gunadi, Fitrah
Nazli, Rizal Sjarief Sjaiful
Putri, Eka Intan Kumala
a Noorachmat, Bambang Pramudy
Metadata
Show full item recordAbstract
Kinerja Provinsi Jawa Barat dalam kemandirian pangan pokok ditandai
dengan meningkatnya konsumsi masyarakat seiring pertumbuhan penduduk dan
pengembangan produksi pangan dihadapkan pada menurunnya ketersediaan lahan
dan kondisi jaringan irigasi yang kurang optimal. Fokus pangan pokok dalam
penelitian diarahkan pada komoditas beras yang merupakan sumber pangan utama
bagi konsumsi penduduk di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan
menganalisis eksistensi kemandirian pangan pokok, menilai status keberlanjutan
kemandirian pangan pokok, merumuskan struktur prioritas program yang berperan
dalam pengembangan kemandirian pangan pokok, dan membangun model
dinamik pengembangan kemandirian pangan pokok berkelanjutan di Provinsi
Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggabungkan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif dan pendekatan
sistem seperti analisis multidimensional scalling (MDS), analisis interpretative
structural modelling (ISM) dan simulasi model dinamik untuk menggambarkan
proyeksi kemandirian pangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian pangan pokok di Provinsi
Jawa Barat memiliki kinerja mengarah pada kecenderungan penurunan sejak
periode 2010 – 2015, walaupun diawali tren peningkatan pada periode 2007 -
2010. Jika pada tahun 2007, nilai rasio kemandirian pangan pokok adalah 152,65
dan terus meningkat menjadi 181,04 pada 2010. Namun kemudian rasio
kemandirian pangan pokok menurun trennya hingga pada tahun 2015 menjadi
167,55. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kinerja kemandirian pangan
pokok tersebut adalah melambatnya pertumbuhan produksi seiring menurunnya
luas lahan pertanian, kondisi jaringan irigasi yang kurang optimal, dan
perkembangan kebutuhan beras sejalan dengan pertumbuhan penduduk.
Keberlanjutan kemandirian pangan pokok berdasakan aspek ekologi,
ekonomi dan kelembagaan menunjukkan status cukup berkelanjutan (quite
sustainable). Sedangkan dari aspek sosial budaya dan teknologi menunjukkan
status kurang berkelanjutan (less sustainable). Secara keseluruhan berdasarkan
aspek multidimensi, kemandirian pangan pokok di Provinsi Jawa Barat adalah
kurang berkelanjutan (less sustainable). Faktor-faktor teknologi dan kelembagaan
merupakan faktor pengungkit yang dapat mendorong pengembangan kemandirian
pangan pokok berkelanjutan.
Faktor kunci prioritas program kebijakan dalam pengembangan kemandirian
pangan pokok di Provinsi Jawa Barat adalah kebijakan pengendalian konversi
lahan dan rehabilitasi dan revitalisasi infrastruktur irigasi, dan ditunjang oleh
pengelolaan pertumbuhan penduduk dan upaya diversifikasi pangan. Hasil
simulasi model dinamik dengan periode waktu 2015 – 2030 menunjukkan bahwa
melalui skenario BAU, rasio kemandirian pangan menurun secara cepat dari
145,21 menjadi 120,89. Intervensi kebijakan melalui kebijakan pengendalian
konversi lahan dan rehabilitasi dan revitalisasi infrastruktur irigasi, serta ditunjang
oleh pengelolaan pertumbuhan penduduk dan pengembangan diversifikasi pangan mampu menjaga dan memperlambat laju penurunan rasio kemandirian pangan pokok. Pada skenario moderat, rasio kemandirian pangan pokok diproyeksikan pada akhir periode simulasi tahun 2030 sebesar 131,05. Sedangkan pada skenario optimis, nilai rasio kemandirian pangan pokok diproyeksikan pada tahun 2030 berada lebih tinggi dibanding periode awal simulasi tahun 2015, yaitu sebesar 149,17. Intervensi kebijakan pada aspek-aspek tersebut dapat menjaga keberlanjutan kinerja kemandirian pangan (dengan hasil maksimal diperoleh melalui intervensi kebijakan skenario optimis).