Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa, Yanto
dc.contributor.advisorM Bismark
dc.contributor.advisorSantoso, Nyoto
dc.contributor.authorKwatrina, Rozza Tri
dc.date.accessioned2019-01-17T06:34:42Z
dc.date.available2019-01-17T06:34:42Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/95967
dc.description.abstractSelama beberapa dekade terakhir, ekspansi perkebunan kelapa sawit telah menjadi topik strategis sekaligus kontroversi dalam dimensi ekonomi, ekologi, dan sosial di Indonesia sebagai negara mega biodiversity. Konservasi keanekaragaman hayati merupakan kata kunci sekaligus jaminan untuk mencapai kelestarian (sustainability) ekologis sekaligus keberlanjutan tujuan produksi. Keberhasilannya sangat tergantung pada efektifitas area NKT sebagai bagian dari lansekap perkebunan kelapa sawit dengan sejumlah karakter dan faktor-faktor penentunya. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan konsep area NKT yang efektif dalam konservasi keanekaragaman hayati pada lansekap perkebunan sawit. Penelitian ini dicapai dengan melakukan menetapkan lima tujuan khusus yaitu, 1) mendeskripsikan profil area NKT di beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit, 2) menganalisis dampak perkebunan kelapa sawit terhadap keanekaragaman spesies satwa, 3) menganalisis dampak perkebunan kelapa sawit terhadap keanekaragaman spesies tumbuhan, 4) menganalisis efektifitas area NKT dalam konservasi keanekaragaman spesies satwa dan tumbuhan di perkebunan kelapa sawit, 5) menganalisis faktor fisik ekologis penentu keberhasilan area NKT dalam konservasi keanekaragaman spesies Mamalia, Herpetofauna, Burung, dan Serangga Lepidoptera, dan tumbuhan di perkebunan kelapa sawit, dan 6) mensintesis konsep dan merumuskan konsep efektifitas area NKT dalam konservasi keanekaragaman spesies satwa dan tumbuhan di lansekap perkebunan sawit Penelitian dilakukan pada 2017 dengan lokasi pengambilan data di Provinsi Kalimantan Tengah. Data ekologi tumbuhan dan satwa dikumpulkan dari empat perkebunan sawit besar. Sebagai pembanding data ekologi juga diambil dari hutan sekunder dan semak belukar yang mewakili tipe tutupan lahan sebelum pembangunan perkebunan. Asal usul dan perubahan lahan sebelum menjadi perkebunan kelapa sawit dianalisis dengan metode GIS. Keanekaragaman spesies satwa diamati dengan metode jalur transek, visual encounter survey, point observation, dan time search, sedangkan analisis vegetasi menggunakan metode petak tunggal. Area NKT pada empat perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah memiliki luas berkisar 100 hingga 940 ha atau 1.43 hingga 12% dari total luas kebun. Nilai ini lebih rendah dari rata-rata luas area NKT di wilayah Kalimantan ataupun di Indonesia. Area NKT dan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah terbukti bukan berasal dari hutan primer melainkan hutan sekunder dan semak belukar yang terbentuk dari bekas ladang masyarakat dan area konsesi (HPH). Pembangunan perkebunan sawit yang merubah hutan sekunder dan semak belukar tersebut berdampak terhadap peningkatan jumlah spesies sebesar 2.7 - 480% pada Serangga Lepidoptera, 9.37 - 24.24% pada Burung, 16.67 - 100% pada Mamalia, dan 25 - 40% pada Herpetofauna, sedangkan nilai kekayaan dan kemerataan spesies menunjukkan nilai yang bervariasi. Dampak lainnya adalah meningkatnya jumlah spesies berdasarkan tingkat tropik pada mamalia, burung, dan kupu-kupu, serta tingginya jumlah species gain (spesies yang diperoleh) dibandingkan species loss (spesies yang hilang) pada semua kelas satwa. Variabel ekologis juga menunjukkan seberapa besar dampak perkebunan kelapa sawit terhadap tumbuhan. Jumlah, tingkat kekayaan, keanekaragaman, dan kemerataan spesies yang berasal dari semak belukar menunjukkan peningkatan masing-masing sebesar 23 - 100%, 48 - 1.317%, 48 - 249% dan 29 - 32%. Sedangkan untuk yang berasal dari hutan sekunder meningkat sebesar 23 – 100% untuk jumlah spesies, 66 - 119% untuk kekayaan spesies, 75 - 104% untuk keanekaragaman spesies, dan 49 - 69% untuk kemerataan spesies. Efektifitas ideal area NKT dari aspek biotik menghasilkan beberapa kriteria untuk tumbuhan dan satwa, yaitu keanekaragaman spesies, kelestarian spesies, dan keberadaan spesies penting. Penilaian terhadap tumbuhan mengindikasikan kondisi vegetasi yang belum efektif. Walaupun tingkat keanekaragaman spesies lebih tinggi dari tipe habitat lainnya, dan kisaran kerapatan tingkat pohon relatif normal sebesar 27 - 42 individu/hektar, namun kerapatan vegetasi tidak seluruhnya normal, tingkat kelestarian spesies-spesies penting dan tingkat kemiripan vegetasi dengan habitat referensi masih tergolong sangat rendah. Untuk satwa, tingkat keanekaragaman spesies dan kemiripannya juga rendah dibandingkan tempat lain di wilayah Kalimantan. Efektifitas realitas area NKT ditentukan oleh tingkat keanekaragaman hayati dan tipe tutupan lahan asal. Prasyarat untuk tercapainya efektifitas realitas adalah mampu meminimalkan dampak negatif perkebunan dan memiliki komponen ekosistem yang berfungsi secara ekologis. Ada dua komponen utama yang memengaruhi kekayaan satwa di lokasi penelitian yang mewakili lima faktor yaitu jumlah spesies tumbuhan, luas area, jarak sungai, jarak jalan, jarak pemukiman. Komponen pertama terdiri atas luas hutan, jarak jalan dan jarak permukiman, sedangkan komponen kedua terdiri atas jumlah spesies tumbuhan dan jarak sungai. Mamalia adalah kelompok satwa yang paling terpengaruh secara positif dan signifikan oleh kombinasi kedua faktor, sehingga harus menjadi pertimbangan utama dalam penentuan area NKT. Penentuan area NKT yang efektif berdasarkan lansekap mosaik memberikan pendekatan yang lebih baik dalam penilaian dampak perkebunan kelapa sawit terhadap keanekaragaman hayati. Implikasi antara lain memberikan peningkatan (improvement) dalam mekanisme penilaian kelestarian perkebunan kelapa sawit dalam skema sertifikasi, redesain area NKT yang efektif, dan pengelolaan wilayah dengan jurisdiksi yang lebih luas.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcTropical Biodiversity Conservationid
dc.subject.ddcBiodiversity Conservationid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcKalimantan Tengahid
dc.titleEfektifitas Areal Nilai Konservasi Tinggi Dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati Di Lansekap Perkebunan Kelapa Sawit: Studi Kasus di Provinsi Kalimantan Tengahid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordperkebunan kelapa sawitid
dc.subject.keywordefektifitasid
dc.subject.keywordkonservasi keanekaragaman spesiesid
dc.subject.keywordarea NKTid
dc.subject.keywordkelestarianid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record