Analisis Bahaya Banjir di Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.
View/Open
Date
2018Author
Kumala, Sella Atika Sri
Tjahjono, Boedi
Munibah, Khursatul
Metadata
Show full item recordAbstract
Banjir merupakan suatu peristiwa terjadinya genangan pada daerah datar di
sekitar sungai sebagai akibat dari luapan air sungai yang tidak tertampung lagi di
alur sungai. Bencana banjir di Indonesia umumnya terjadi pada wilayah-wilayah
yang mempunyai curah hujan tinggi seperti halnya wilayah-wilayah di Provinsi
Jawa Barat. Di provinsi ini Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang sering
mengalami banjir di musim penghujan. Dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung,
terdapat beberapa kecamatan yang memiliki frekuensi banjir tinggi dan luas
genangannya, salah satunya adalah Kecamatan Bojongsoang. Tujuan penelitian ini
adalah melakukan analisis bahaya banjir yang diawali dengan pemetaan
penggunaan lahan skala 1:10.000 dan dilanjutkan dengan penilaian dan pemetaan
bahaya banjir skala 1:10.000. Metode penelitian mencakup interpretasi visual dari
citra Quickbird hasil akuisisi tahun 2017 yang terdapat pada Google Earth dan
mempunyai resolusi 2,5×2,5 meter. Pairwise Comparation digunakan untuk
penilaian bobot dan skor dari setiap faktor dan sub-faktor penentu bahaya banjir.
Penilaian bahaya banjir dan klasifikasinya diperoleh melalui analisis Multi Criteria
Evaluation (MCE).
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa citra dari Google Earth yang digunakan
sangat baik untuk mengidentifikasi objek berupa penggunaan lahan pada skala
1:10.000. Hasil interpretasi mendapatkan 13 jenis penggunaan lahan untuk daerah
penelitian yang didominasi oleh jenis penggunaan lahan sawah, yaitu sebesar
1.762,96 ha atau 62,96 % dari total luas daerah penelitian. Adapun dari hasil
Pairwise Comparation didapatkan bahwa faktor utama bahaya banjir adalah lama
genangan (0.50) dibandingkan dengan faktor yang lain, seperti frekuensi dan
kedalaman genangan banjir. Sementara itu berdasarkan hasil analisis Multi Criteria
Evaluation (MCE) didapatkan bahwa kelas bahaya banjir yang dominan luasannya
di daerah penelitian adalah kelas bahaya banjir kelas tinggi, yaitu seluas 741,23 ha
atau 60,31% dari total luas daerah genangan banjir. Kemudian kelas bahaya banjir
sedang, seluas 458,02 ha (35,84 %), dan kelas bahaya banjir rendah, seluas 49,47
ha (3,87 %). Mengingat bahwa dalam analisis ini perbedaan kelas bahaya banjir
ditentukan oleh tinggi rendahnya nilai sub-faktor dari masing-masing parameter,
maka upaya penurunan nilai sub-faktor lama genangan perlu mendapat perhatian
untuk program mitigasi bencana.