Identifikasi Penambahan Daging Babi pada Pangan Berbahan Daging Sapi Menggunakan Metode Uji Cepat, ELISA dan Real-time PCR (qPCR)
View/Open
Date
2018Author
Cahyaningsari, Diyan
Latif, Hadri
Sudarnika, Etih
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengawasan terhadap risiko adanya pemalsuan dan penambahan daging
babi terhadap daging sapi dan produk olahan daging sapi yang beredar perlu
dilakukan untuk menjamin pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal
serta berdaya saing. Salah satu upaya penjaminan pangan asal hewan yang beredar
adalah melalui pengembangan dan analisis metode identifikasi spesies terkait
pemalsuan dan kehalalan suatu produk hewan.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis penambahan
daging babi ternak dan babi hutan baik yang mentah (raw) maupun yang diolah
(cooked) di dalam pangan asal hewan berbahan dasar daging sapi menggunakan
metode uji cepat, enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dan real-time
PCR (qPCR). Sebanyak 60 sampel yang terdiri dari 30 daging babi ternak dan 30
daging babi hutan dihomogenisasi dengan daging sapi dalam bentuk mentah
maupun olahan (bakso). Konsentrasi setiap daging babi ternak dan babi hutan
dalam bentuk mentah dan olahan bakso pada campuran daging sapi antara lain
2%, 1%, 0.5%, 0.25%, dan 0.125%.
Hasil uji cepat penelitian ini menunjukkan bahwa daging babi ternak dalam
bentuk mentah (raw meat) masih dapat terdeteksi pada konsentrasi 0.125%
sedangkan daging babi hutan pada konsentrasi 0.25%. Hasil uji cepat juga
menunjukkan bahwa daging babi ternak yang diolah menjadi bakso pada
campuran daging sapi masih dapat terdeteksi pada konsentrasi 0.25% sedangkan
pada daging babi hutan terdeteksi pada konsentrasi 2%. Hasil uji ELISA pada
penelitian ini menunjukkan bahwa uji ini mampu mengidentifikasi adanya
penambahan daging babi ternak dan babi hutan dalam pangan asal hewan baik
dalam bentuk mentah maupun olahan bakso hingga konsentrasi 0.25%. Hasil uji t
terhadap nilai optical density (OD) uji ELISA menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan dalam mendeteksi spesies babi ternak dengan babi hutan (p≥0.05),
tetapi terdapat perbedaan pada sampel bentuk mentah dengan olahan bakso
(p<0.05). Hasil uji qPCR mampu mengidentifikasi adanya penambahan daging
babi ternak dan babi hutan dalam pangan asal hewan baik dalam bentuk mentah
maupun olahan bakso hingga konsentrasi 0.125%. Hasil uji t terhadap nilai cycle
threshold (Ct) uji qPCR menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam
mendeteksi spesies babi ternak dengan babi hutan (p≥0.05), tetapi terdapat
perbedaan pada sampel bentuk mentah dengan olahan bakso (p<0.05). Metode
tersebut dapat dijadikan sebagai metode pengujian untuk mengidentifikasi
pencampuran spesies yang tidak dikehendaki, khususnya daging babi pada pangan
asal hewan berbahan dasar daging sapi yang beredar di masyarakat dengan tingkat
konsentrasi terendah yang berbeda.
Collections
- MT - Veterinary Science [931]