Analisis Pertumbuhan Mindi (Melia azedarach L) dan Produksi Umbi Garut (Maranta arundinacea L dan Maranta linearis L. Andersson) dalam Sistem Agroforestri.
View/Open
Date
2018Author
Handayani, Triaty
Wijayanto, Nurheni
Wulandari, Arum Sekar
Metadata
Show full item recordAbstract
Agroforestri merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mengatasi
kemiskinan di lingkungan masyarakat desa hutan, juga bisa meningkatkan
pendapatan dan produksi pangan. Pemilihan mindi (M. azedarach L) sebagai jenis
alternatif dalam pembangunan hutan tanaman khususnya hutan rakyat tentunya
sangat potensial. Garut (M. arundinacea L) merupakan sumber bahan pangan
potensial pengganti tepung terigu. Tujuan penelitian ialah (1) menganalisis
pertumbuhan mindi dan produksi umbi garut dalam sistem agroforestri dan
monokultur, (2) menganalisis kandungan unsur hara umbi garut dalam sistem
agroforestri dan monokultur dan (3) menganalisis kimia umbi garut dalam sistem
agroforestri dan monokultur.
Penelitian terdiri dari dua bagian yaitu penelitian 1): Pertumbuhan tanaman
mindi pada pola tanam agroforestri dan monokultur. Tanaman mindi yang
digunakan berada di Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka Cikabayan IPB,
berumur 3 tahun dengan jarak tanam 2.5 m × 2.5 m. Luasan lahan ± 300 m2
dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor yaitu
pola tanam, terdiri atas 2 taraf yaitu agroforestri (P0) dan monokultur (P1) dengan
6 ulangan. Penelitian 2): Produksi garut pada pola tanam agroforestri dan
monokultur. Persiapan lahan dimulai dengan kegiatan pembersihan lahan dari
tanaman liar dan gulma dilakukan 2 minggu sebelum penanaman. Petak utamanya
adalah pola tanam yang terdiri atas 2 taraf yaitu monokultur (P0) dan agroforestri
(P1). Anak petaknya adalah jenis tanaman garut, terdiri atas M. arundinacea dan
M. linearis.
Pertumbuhan mindi pada pola tanam agroforestri dan monokultur tidak
memberikan perbedaan yang nyata, sedangkan pada peubah panjang akar berbeda
nyata. Produksi umbi garut dalam pola tanam agroforestri maupun monokultur
tidak berbeda nyata. Jenis garut dengan kandungan pati tertinggi diperoleh pada
jenis M. arundinacea yang ditanam secara monokultur dan dipanen umur 8 bulan
setelah tanam, sedangkan kandungan protein tertinggi diperoleh pada jenis
M. linearis yang ditanam secara monokultur dan dipanen umur 6 bulan setelah
tanam.
Collections
- MT - Forestry [1445]