Aktivitas Inhibitor Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Ekstrak Daging Ikan Gabus (Channa striata).
View/Open
Date
2018Author
Budiari, Setyani
Suhartono, T Maggy
Chasanah, Ekowati
Palupi, S. Nurheni
Metadata
Show full item recordAbstract
Tingginya prevalensi dan mortalitas akibat hipertensi, telah mendorong
dilakukannya kegiatan bioprospeksi untuk mencari senyawa antihipertensi alami
dari bahan pangan. Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu bahan
pangan yang berpotensi untuk digali senyawa antihipertensinya. Daging ikan
gabus dikenal memiliki kandungan protein yang tinggi (19.35%) dan asam amino
yang seimbang. Daging ikan ini juga memiliki banyak kasiat kesehatan seperti
antinosiseptif, antiinflamasi, antipiretik dan antiosteoarthritis. Akhir - akhir ini,
ekstrak kasar akuades daging ikan gabus juga dilaporkan berpotensi sebagai
antihipertensi (inhibitor ACE) dengan kekuatan 1/10 kekuatan kontrol obat
hipertensi kaptopril. Tingginya kandungan protein dan asam amino serta
banyaknya khasiat kesehatan yang ditawarkan oleh daging ikan gabus (terutama
antihipertensi), membuat daging ikan gabus sangatlah cocok untuk dijadikan
obyek bioprospeksi guna digali senyawa antihipertensi alaminya. Senyawa
antihipertensi alami yang menarik digali keberadaannya dari daging ikan gabus
adalah protein atau peptida indigenos inhibitor ACE.
Angiotensin Converting Enzyme (ACE) merupakan salah satu regulator
utama tekanan darah. Pada sistem renin angiotensin, ACE akan mengkonversi
angiotensin I menjadi vasokonstriktor potensial angiotensin II. Pada sistem kinin -
kalikrein, ACE dapat menginaktivasi vasodilator bradikinin. Penggunaan obat -
obatan sintetis inhibitor ACE secara farmakologi memiliki efek samping bagi
kesehatan. Protein atau peptida bioaktif indigenos dari daging ikan gabus dapat
menjadi alternatif senyawa inhibitor ACE alami yang aman. Tujuan utama dari
penelitian ini adalah untuk mengkaji keberadaan protein atau peptida indigenos
inhibitor ACE dari daging ikan gabus sekaligus menentukan fraksi hasil
ultrafiltrasi yang paling aktif dalam menghambat ACE.
Ikan gabus yang digunakan dalam penelitian merupakan ikan gabus alam
(nonbudidaya), diperoleh dalam keadaan hidup dari suatu perairan di desa Parung,
Bogor. Ikan hidup dimatikan dengan cara direndam dalam campuran air dan es
batu selama 30 menit. Filet daging ikan gabus selanjutnya dipisahkan dari bagian
tubuh lainnya. Protein dan peptida dalam daging ikan gabus diekstrak
menggunakan dua jenis pelarut, yaitu akuades dan etanol 50% (akuades : etanol =
1 : 1). Protein dan peptida dalam ekstrak kasar difraksinasi dengan membran
ultrafiltrasi 10000, 5000 dan 3000 Molecular Weight Cut Off (MWCO) untuk
memisahkan protein dan peptida berukuran >10 kDa, 5 - 10 kDa, 3 - 5 kDa dan <3
kDa. Parameter yang diamati dari ekstrak kasar dan fraksi - fraksi hasil
ultrafiltrasi adalah kandungan protein, kandungan peptida, aktivitas inhibitor ACE
(in vitro) serta profil protein dan peptida (SDS PAGE).
Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak kasar daging ikan gabus dan
semua fraksi hasil ultrafiltrasinya memiliki aktivitas inhibitor ACE dengan
aktivitas penghambatan yang berbeda - beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa
daging ikan gabus mengandung protein dan peptida inhibitor ACE. Fraksi <3 kDa
akuades memiliki aktivitas inhibitor ACE μg-1 protein tertinggi (7.85% inhibitor
ACE μg-1 protein), diikuti oleh fraksi 3 - 5 kDa (ekstrak akuades), 5 - 10 kDa
(ekstrak akuades), <3 kDa (ekstrak etanol 50%), 3 - 5 kDa (ekstrak etanol 50%), 5
- 10 kDa (ekstrak etanol 50%), ekstrak kasar etanol 50%, ekstrak kasar akuades,
>10 kDa (ekstrak etanol 50%) dan >10 kDa (ekstrak akuades). Dengan demikian,
fraksi <3 kDa akuades merupakan fraksi terbaik yang dapat diteliti dan
dikembangkan lebih jauh untuk menghasilkan senyawa antihipertensi alami yang
potensial. Dari hasil penelitian ini, ikan gabus berpotensi untuk dimanfaatkan
sebagai pangan fungsional atau ingredien fungsional yang dapat membantu
menekan penyakit hipertensi (penghambat ACE) dan komplikasinya.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2336]