dc.description.abstract | Pangan strategis merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi baik di tingkat
nasional maupun regional. Kondisi pergerakan harga merupakan permasalahan
utama komoditas ini. Disparitas harga cukup tinggi terjadi antar provinsi di
Indonesia. Disparitas harga yang tinggi tersebut dapat disebabkan oleh transmisi
harga yang tidak simetri antara daerah sentra dengan daerah konsumen. Artinya
naik turunnya harga yang terjadi pada harga konsumen bukan dipengaruhi oleh
pergerakan harga yang terjadi pada harga produsen daerah sentra. Kondisi
transmisi harga yang bersifat asimetri menyebabkan pemasaran dan harga yang
terbentuk menjadi inefisien, selain itu juga menyebabkan integrasi harga antar
daerah belum berjalan dengan baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pergerakan dan ratarata
harga pangan strategis di Indonesia. Tujuan lainnya juga menganalisis
integrasi harga pangan strategis antar provinsi di Indonesia dan transmisi harga
antara beberapa daerah sentra pangan strategis dengan 33 provinsi Indonesia.
Komoditas yang digunakan pada peneitian ini adalah beras, jagung, kedelai,
bawang merah, dan cabai merah. Data yang digunakan merupakan data bulanan
harga konsumen dan harga produsen pada periode tahun 2011-2016 yang telah
dibagi dengan inflasi (IHK dan IHP) sehingga harga yang terbentuk adalah harga
riil. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ECM-EG yang
dilengkapi dengan Uji Wald. Sebelum dilakukan permodelan dengan metode
ECM-EG terlebih dahulu dilakukan beberapa uji terkait data time series seperti uji
stasioneritas, uji kointegrasi, dan uji kausalitas.
Hasil analisis menunjukkan masih terdapat beberapa provinsi yang harganya
bergejolak dengan rata-rata harga yang tinggi. Komoditas jagung dan kedelai
memiliki derajat integrasi yang lebih rendah dibandingkan komoditas lain seperti
beras, bawang merah, dan cabai merah, serta terdapat bukti terjadinya transmisi
harga yang bersifat asimetris baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
pada ke lima komoditas.
Fokus pemerintah seharusnya lebih ditujukan pada daerah dengan kondisi
harga rata-rata dan fluktuasi harga yang tinggi. Salah satu cara yang dapat diambil
adalah optimalisasi pengawasan. Penelitian selanjutnya dapat menganalisis faktorfaktor
yang memengaruhi integrasi harga maupun asimetri harga yang terjadi. | id |