Ketimpangan Pembangunan Inter dan Intra Wilayah Pengembangan di Provinsi Papua Barat.
View/ Open
Date
2018Author
Raafií, Ahmad
Hakim, Dedi Budiman
Putri, Eka Intan Kumala
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembangunan harus dimaknai sebagai upaya sistematik dan
berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang lebih baik dari segi manusia,
infrasturktur maupun lingkungan. Ketimpangan pembangunan merupakan
keniscayaan yang harus dihadapi karena adanya berbagai perbedaan karakteristik
yang dimiliki oleh setiap wilayah/daerah di Indonesia. Pembangunan berbasis
wilayah bertujuan meminimalisir ketimpangan antar wilayah. Pemerintah daerah
Papua Barat membagi wilayahnya menjadi tiga wilayah pengembangan (WP).
Setiap wilayah pengembangan memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tipologi daerah, tingkat
ketimpangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan inter dan intra
WP di Papua Barat. Teknik analisis yang dipakai adalah tipologi daerah, indeks
Theil, analisis regresi data panel untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi ketimpangan antar WP dan coefficient variant (CV) untuk
mendeskripsikan kondisi variasi indikator pembangunan intra WP. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada daerah yang dominan pada kuadran pertama dan
keempat tipologi daerah. Nilai indeks Theil menunjukkan trend ketimpangan
meningkat. Variabel yang berpengaruh positif dan signifikan pada taraf α = 5%
terhadap indeks Theil adalah panjang jalan, pendapatan asli daerah (PAD), dummy
tidak adanya kota dan dummy wilayah adat. Variabel yang signifikan pada taraf α
= 10% dan berpengaruh positif adalah pengeluaran rata-rata perkapita, sedangkan
bagi hasil sumber daya alam (BHSDA) berpengaruh negatif. Variable yang
berpengaruh negatif dan signifikan taraf α = 5% terhadap indeks Theil adalah
dummy tidak adanya daerah otonomi baru (DOB).
Berdasarkan tipologi daerah, di WP I, Kabupaten Manokwari pada 2015 dan
2016 menempati kuadran I sedangkan Teluk Bintuni dan Teluk Wondama kuadran
IV. Tingkat ketimpangan WP I cenderung meningkat. Trend nilai CV PAD
menurun, BHSDA meningkat, angka harapan hidup (AHH) menurun, rata-rata
lama sekolah (RLS) meningkat dan pengeluaran per kapita menurun. Di WP II
ketimpangan meningkat drastis terutama pada periode 2014-2016. Kota Sorong
berada pada kuadran I pada periode 2013-2016 sedangkan kuadran IV ditempati
oleh Maybrat, Raja Ampat, Sorong Selatan dan Kabupaten Sorong. Trend nilai CV
PAD WP II tetap, BHSDA meningkat, AHH meningkat, RLS menurun, pendapatan
per kapita menurun. Indeks Theil WP III cenderung meningkat. Kabupaten Fakfak
berada pada kuadran I pada peride 2013-2016 sedangkan kuadran IV ditempati
Kaimana. Trend nilai CV PAD WP III menurun, BHSDA menurun, AHH menurun,
RLS menurun, pendapatan per kapita menurun.
Collections
- MT - Economic and Management [2885]