| dc.description.abstract | Pengaturan makan anak autis sangat bergantung pada orangtua atau caregiver. Anak autis memiliki risiko malnutrisi yang lebih tinggi dibandingkan anak non-autis. Konsumsi pangan mempengaruhi status gizi secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterkaitan antara kebiasaan sarapan, jajan, serta konsumsi buah dan sayur dengan status gizi pada anak autis dan non-autis. Cross sectional study ini memiliki subjek berjumlah 70 orang (35 subjek autis dan 35 subjek non-autis) yang tinggal di Kota dan Kabupaten Bogor. Data kebiasaan sarapan diperoleh melalui kuesioner dan wawancara terstruktur. Data kebiasaan jajan serta konsumsi buah dan sayur diperoleh melalui Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), dan data konsumsi pangan diperoleh melalui recall 2x24 jam. Data subjek autis diperoleh dari wawancara kepada ibu/pengasuh, sedangkan data subjek non-autis diperoleh dari wawancara subjek langsung dan ibunya terkait karakteristik sosial ekonomi. Data berat badan dan tinggi badan subjek diperoleh melalui pengukuran langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara kebiasaan sarapan (p=0.045; r=0.241) dan kebiasaan jajan (p=0.001; r=0.389) dengan status gizi (IMT/U). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kebiasaan sarapan dan jajan, maka semakin tinggi skor IMT/U. Sementara itu, tidak terdapat hubungan signifikan (p>0.05) antara kebiasaan konsumsi buah dan sayur dengan status gizi (IMT/U). Selain itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin C, serat, kontribusi energi dan protein sarapan terhadap tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan status gizi (IMT/U). | id |
