Prediksi Tingkat Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Sub Sektor Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2016
Abstract
Penurunan harga dan permintaan dunia terhadap komoditas minyak sawit mentah pada tahun 2014-2016 menyebabkan kemampuan kinerja perusahaan sub sektor perkebunan menurun. Hal ini terlihat dari menurunnya kapasitas penjualan, bertambahnya beban operasional, dan meningkatnya beban persediaan yang berdampak pada menurunnya kinerja keuangan perusahaan yaitu laba bersih perusahaan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka konsekuensinya perusahaan sub sektor perkebunan dapat mengalami kondisi financial distress. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat kondisi financial distress, mengetahui hubungan signifikansi dengan menggunakan variabel current ratio, return on asset, long term debt to total asset, total asset turn over, dan inventory turn over dan sebagai tolak ukur tingkat kondisi financial distress perusahaan, serta sebagai acuan untuk terhindar dari financial distress. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan sub sektor perkebunan di BEI, studi pustaka, dan internet. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan prediksi variabel current ratio, return on asset, long term debt to total asset, total asset turnover, dan inventory turnover pada model penelitian ini sebesar 73.3 persen. Uji signifikansi menunjukkan bahwa hanya ada dua variabel yang berpengaruh signifikan dalam memprediksi financial distress yaitu return on asset dan long term debt to total asset, dan variabel current ratio, total asset turn over, dan inventory turnover tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi financial distress.
Collections
- UT - Management [3455]