Biometri Organ Reproduksi dan Profil Klinis Kucing (Felis catus) Pascakastrasi Kimia Menggunakan Larutan Besi (III) Klorida Heksahidrat.
View/ Open
Date
2018Author
Yolanda, Anastasya Carnelia
Agil, Muhammad
Ulum, Mokhamad Fakhrul
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan angka populasi kucing dapat berpotensi menularkan dan membawa agen penyebaran zoonosis. Kastrasi merupakan salah satu metode terhadap pengendalian populasi kucing yang salah satunya dapat dilakukan dengan kastrasi kimia. Tujuan dari penelitian ini yakni mengukur perubahan morfologi organ reproduksi kucing jantan setelah kastrasi kimia menggunakan sediaan larutan besi (III) klorida heksahidrat (FeCl3.6H2O) 5%. Kucing jantan sebanyak 16 ekor diinjeksi larutan besi (III) klorida heksahidrat (FeCl3.6H2O) 5% secara intratestikular pada testikel kanan. Interpretasi sonogram dilakukan untuk mengamati perubahan bentuk, perubahan ukuran, dan ekhogenitas organ reproduksi kucing sebelum dan setelah perlakuan pada hari ke-0, 1, 3, 6, 10, dan 16, sedangkan skrotum diukur setiap hari menggunakan jangka sorong. Kastrasi teknik terbuka dilakukan pada setiap akhir waktu pengamatan yaitu hari ke-1, 3, 7, dan 17 serta dilakukan pemeriksaan ukuran testikel menggunakan jangka sorong. Pengamatan klinis jantung, nafas, dan suhu rektal dipantau sepanjang waktu penelitian. Hasil sonogram menunjukkan terjadi perubahan ukuran dan ekhogenitas testikel sepanjang hari pengamatan, namun prostat dan uretra tidak mengalami perubahan. Ukuran testikel kucing yang diukur menggunakan jangka sorong berbeda nyata diantara kelompok (P<0.05), tetapi ukuran testikel pascabedah kastrasi terbuka tidak berbeda nyata (P>0.05). Profil klinis frekuensi jantung, frekuensi nafas, dan suhu rektal kucing selama penelitian terlihat fluktuatif dalam selang nilai normal. Kastrasi kimia menggunakan sediaan larutan besi (III) klorida heksahidrat (FeCl3.6H2O) 5% menyebabkan perubahan ukuran dan ekhogenitas pada testikel dalam 17 hari namun belum menyebabkan perubahan ukuran prostat dan uretra.