dc.description.abstract | Pati tapioka mampu membentuk lapisan transparan dan film yang fleksibel
tanpa menggunakan bahan kimia tambahan. Namun, film yang dibuat dari pati
tapioka masih memiliki berbagai macam kelemahan dalam hal sifat fungsional
kemasan. Oleh karena itu diperlukan usaha untuk memperbaiki sifat tersebut
dengan penambahan aditif. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan sifat fungsional kemasan film pati tapioka dengan menggunakan
nanopartikel ZnO (NP–ZnO) sebagai agen perbaikan dan gliserol sebagai pemlastis
(plasticizer). Beberapa sifat dari biofilm dianalisis meliputi ketebalan, kuat tarik,
elongasi, dan permeabilitas uap air dan sifat antibakteri. Penambahan nanopartikel
dilakukan pada jumlah 0%, 1%, dan 2% dari berat pati (b/b). Sedangkan gliserol
digunakan sebesar 20% berat padatan pati (v/b). Hasil nilai ketebalan biofilm dapat
ditentukan perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan penambahan ZnO 2% yang
memiliki nilai ketebalan mendekati kriteria JIS (Japanesse Industrial Standart)
dengan nilai 0,1087 mm. Nilai kuat tarik biofilm tertinggi dicapai oleh konsentrasi
2%, sedangkan elongasi tertinggi terjadi pada konsentrasi 0%. Permeabilitas uap
air (WVP) menunjukkan hasil terbaik pada konsentrasi 2% dengan nilai 1,0146×10-
9 gs-1m-1Pa-1. Namun demikian semua perlakuan memberikan kekuatan tarik yang
belum memadai sesuai dengan standar golongan moderate properties (standarisasi
plastik biodegradable). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film pati tapioka
yang mengandung NP–ZnO dapat digunakan sebagai bahan kemasan makanan
dengan sifat antibakteri. Biofilm dengan 2% ZnO mampu memberikan nilai hambat
sebesar 7,67 mm terhadap bakteri E. coli. Perkiraan masa aktif daya hambat ZnO
terhadap bakteri E. coli yaitu konsentrasi 1% dengan masa aktif 51,97 hari dan
49,97 hari untuk konsentrasi 2%. Sedangkan terhadap Salmonella sp. yaitu
konsentrasi 1% dengan masa aktif 83,17 hari dan 169,17 hari untuk konsentrasi 2%. | id |