Analisis Spasial Rawan Longsor di Kabupaten Bandung.
View/Open
Date
2018Author
Kalandoro, Ardhito Sakti Zainin
Ardiansyah, Muhammad
Yudarwati, Rani
Metadata
Show full item recordAbstract
Bencana tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering
terjadi di Indonesia terutama di Pulau Jawa dengan intensitas tinggi dan cenderung
meningkat setiap tahunnya yang dipicu oleh kombinasi topografi dan curah hujan.
Kabupaten Bandung berada pada daerah pegunungan, dan kemiringan lereng yang
curam serta curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan kabupaten ini rawan
terhadap longsor. Sampai dengan tahun 2015, Kabupaten Bandung tercatat
mengalami 49 kali kejadian longsor. Pemetaan sebaran rawan longsor banyak
memanfaatkan teknologi Sistem Informasi dan Geografis (SIG) karena teknologi
ini dapat membantu identifikasi daerah rawan longsor untuk pengambilan
keputusan khususnya dalam pemanfaatan lahan dan mitigasi bencana. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis sebaran rawan longsor Kabupaten Bandung tahun
2000, 2010 dan 2015, serta prediksi daerah rawan longsor tahun 2031. Pemetaan
daerah rawan longsor menggunakan model dari BBSDLP (Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian) melalui analisis multi kriteria
(overlay) dari parameter penentu longsor yaitu jenis batuan, curah hujan,
kemiringan lereng, zona geologi, jenis tanah, dan penggunaan lahan. Berdasarkan
hasil analisis sebaran rawan longsor, Kabupaten Bandung umumnya berada pada
kelas rendah-sedang, namun kerawanan longsor tertinggi terjadi pada tahun 2010
dengan luas 28.230 ha (16,15%) dibandingkan dengan tahun 2000 dan 2015 dengan
masing-masing luas 23.281 ha (12,32%) dan 18.381 ha (10,51%). Untuk prediksi
sebaran longsor tahun 2031, Kabupaten Bandung diperkiran akan menjadi lebih
rawan terhadap longsor. Dengan kondisi seperti ini, maka perlu adanya upaya
pencegahan dan rencana mitigasi untuk menekan potensi kerugian baik korban jiwa
ataupun materi.