Show simple item record

dc.contributor.advisorKarja, Ni Wayan Kurniani
dc.contributor.advisorSetiadi, Mohamad Agus
dc.contributor.authorDzulfiqor, Yassir
dc.date.accessioned2018-10-08T04:22:35Z
dc.date.available2018-10-08T04:22:35Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/94039
dc.description.abstractFertilisasi merupakan suatu proses sel spermatozoa dan oosit melakukan fusi untuk menghasilkan individu baru yang diploid dengan potensi genetiknya sama dengan induk. Fertilisasi mengalami beberapa proses kejadian seperti: penetrasi spermatozoa pada zona pelusida (ZP), reaksi akrosom spermatozoa, transformasi spermatozoa yang diikuti oleh lanjutnya resume meiosis pada oosit, fusi materi genetik spermatozoa dan oosit, dan aktivasi metabolisme dari oosit untuk perkembangan embrio. Pada penelitian ini fokus mengamati kejadian dari transformasi spermatozoa saat fertilisasi. Proses transformasi inti spermatozoa yang terjadi saat fertilisasi akan mengalami beberapa proses perubahan bentuk. Urutan transformasi spermatozoa di dalam sitoplasma oosit diawali dengan kondensasi, dekondensasi spermatozoa, prepronukleus, kemudian pronukleus. Transformasi inti spermatozoa saat fertilisasi in vitro erat kaitannya dengan waktu inkubasi. Waktu inkubasi spermatozoa dan oosit yang terlalu lama dapat meningkatkan kejadian polispermi, sementara waktu inkubasi yang terlalu singkat dikhawatirkan belum sempat berkembang menjadi pronukleus. Oleh karena itu, penting untuk diketahui proses transformasi dari spermatozoa agar mendapatkan informasi mengenai kebutuhan waktu transformasi hingga terbentuk pronukleus. Waktu inkubasi spermatozoa dengan oosit bervariasi tiap spesies. Informasi pada domba belum dilaporkan, untuk itu perlu dilakukan penelitian pada domba mengenai transformasi spermatozoa yang terjadi saat fertilisasi in vitro dengan pematangan oosit secara in vitro. Waktu inkubasi spermatozoa dan oosit yang tepat diharapkan dapat meningkatkan fertilisasi dengan tingkat polispermi yang rendah sehingga harapan tingkat perkembangan zigot menjadi embrio semakin meningkat. Ovarium didapatkan dari rumah potong hewan. Oosit dimatangkan secara in vitro selama 24 jam. Oosit yang telah matang, kemudian difertilisasi dengan konsentrasi spermatozoa 5x106 sel/ml dalam inkubator dengan 5% CO2 pada 38.5°C. Proses inkubasi dilakukan selama 3, 6, 9, 12, dan 15 jam untuk setiap perlakuan. Oosit tiap perlakuan waktu inkubasi spermatozoa dan oosit dari tahap fertilisasi in vitro, kemudian difiksasi dan diwarnai dengan aceto-orcein 2% sebelum dievaluasi dengan mikroskop fase kontras. Rangkaian perubahan status inti spermatozoa diolah secara kualitatif dan data persentase transformasi spermatozoa dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) pada signifikansi 5%, kemudian uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan kondensasi dan dekondensasi spermatozoa terlihat pada tiga jam setelah inkubasi spermatozoa dengan oosit. Enam jam setelah inkubasi ditemukan prepronukelus dan pronukelus. Pronukleus mulai terbentuk pada enam jam setelah inkubasi dan secara nyata meningkat pada sembilan jam setelah inkubasi spermatozoa dengan oosit (P<0.05). Kejadian polispermia mengalami peningkatan secara signifikan pada 12-15 jam setelah interaksi spermatozoa dengan oosit (P<0.05).id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcReproduction Biologyid
dc.subject.ddcRam Spermid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleTransformasi Inti Spermatozoa Domba di dalam Sitoplasma Oosit setelah Fertilisasi In Vitroid
dc.typeThesisid
dc.subject.keyworddombaid
dc.subject.keywordfertilisasi in vitroid
dc.subject.keywordinti spermatozoaid
dc.subject.keywordtransformasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record