Show simple item record

dc.contributor.advisorSoekmadi, Rinekso
dc.contributor.advisorArifin, Hadi Susilo
dc.contributor.advisorNoorachmat, Bambang Pramudya
dc.contributor.authorYuniarti, Erni
dc.date.accessioned2018-09-18T05:58:42Z
dc.date.available2018-09-18T05:58:42Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/93844
dc.description.abstractKabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki dua taman nasional yaitu Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS). Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Tata Ruang Kepulauan Kalimantan yang menunjukkan bahwa Kabupaten Kapuas Hulu merupakan bagian dari wilayah Heart of Borneo (HoB). Pengembangan ekowisata HoB di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu diyakini mampu menjaga kelestarian TNBK dan TNDS sekaligus dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengembangan ekowisata HoB di Kabupaten Kapuas Hulu. Metode yang digunakan untuk merancang model pengembangan ekowisata menggunakan pendekatan model sistem dinamik. Hasil analisis ODTWA menunjukkan bahwa TNBK dan TNDS sebagai kawasan konservasi layak dikembangkan sebagai destinasi ekowisata, dengan rekapitulasi indeks nilai potensi sebesar 78.60% untuk TNBK dan 78.57% untuk TNDS. Beberapa kriteria yang memerlukan perhatian dan pembenahan adalah aksesibilitas dan akomodasi. Pembenahan kedua komponen tersebut menjadi prioritas untuk mengembangkan kawasan TNBK dan TNDS menjadi destinasi ekowisata unggulan. Struktur hirarkhi menggunakan analisis ISM menghasilkan tiga sub-elemen lembaga/aktor penting yaitu BBTNBKDS, Disbudpar dan Bappeda. Ketiga sub-elemen tersebut mempunyai posisi kunci keberhasilan pengembangan ekowisata di kawasan HoB. Ketiga sub-elemen tersebut harus mengikutsertakan sub-elemen lembaga lain dalam mengatasi kendala-kendala utama yang muncul. Sub-elemen lembaga yang memiliki posisi kunci tersebut harus memahami kebutuhan-kebutuhan dari lembaga lain, sehingga dapat menyusun program pengembangan ekowisata secara terpadu. Hasil simulasi pendugaan menunjukkan bahwa adanya potensi peningkatan wisatawan akan berdampak positif terhadap pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Skenario optimis pada tahun 2034 diperkirakan akan ada 64 154 wisatawan di TNBK dan 139 390 wisatawan di TNDS. Nilai PNBP yang terdapat di kedua taman nasional tersebut sebesar Rp 43 346 485 433. Hasil simulasi skenario memberikan gambaran bahwa model pengembangan ekowisata HoB dengan memasukan substansi atraksi terhadap peningkatan jumlah wisatawan hingga batas toleransi daya dukung untuk menghindari kerusakan lingkungan. Jumlah dan aktifitas wisatawan akan berpengaruh terhadap pemasukan negara yang digambarkan melalui peningkatan PNBP, dan hal ini akan mempengaruhi pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi di Kabupaten Kapuas Hulu.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcNatural Resources Managementid
dc.subject.ddcEcotourism Developmentid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcKalimantan Timurid
dc.titleModel Pengembangan Ekowisata Heart of Borneo di Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Baratid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordISMid
dc.subject.keywordkonservasiid
dc.subject.keywordmodel dinamikid
dc.subject.keywordODTWAid
dc.subject.keywordtaman nasionalid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record