Model Pengembangan Ekowisata Heart of Borneo di Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat
View/Open
Date
2018Author
Yuniarti, Erni
Soekmadi, Rinekso
Arifin, Hadi Susilo
Noorachmat, Bambang Pramudya
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Kalimantan Barat yang memiliki dua taman nasional yaitu Taman Nasional
Betung Kerihun (TNBK) dan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Tata Ruang
Kepulauan Kalimantan yang menunjukkan bahwa Kabupaten Kapuas Hulu
merupakan bagian dari wilayah Heart of Borneo (HoB). Pengembangan ekowisata
HoB di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu diyakini mampu menjaga kelestarian
TNBK dan TNDS sekaligus dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengembangan ekowisata
HoB di Kabupaten Kapuas Hulu. Metode yang digunakan untuk merancang model
pengembangan ekowisata menggunakan pendekatan model sistem dinamik.
Hasil analisis ODTWA menunjukkan bahwa TNBK dan TNDS sebagai
kawasan konservasi layak dikembangkan sebagai destinasi ekowisata, dengan
rekapitulasi indeks nilai potensi sebesar 78.60% untuk TNBK dan 78.57% untuk
TNDS. Beberapa kriteria yang memerlukan perhatian dan pembenahan adalah
aksesibilitas dan akomodasi. Pembenahan kedua komponen tersebut menjadi
prioritas untuk mengembangkan kawasan TNBK dan TNDS menjadi destinasi
ekowisata unggulan. Struktur hirarkhi menggunakan analisis ISM menghasilkan
tiga sub-elemen lembaga/aktor penting yaitu BBTNBKDS, Disbudpar dan
Bappeda. Ketiga sub-elemen tersebut mempunyai posisi kunci keberhasilan
pengembangan ekowisata di kawasan HoB. Ketiga sub-elemen tersebut harus
mengikutsertakan sub-elemen lembaga lain dalam mengatasi kendala-kendala
utama yang muncul. Sub-elemen lembaga yang memiliki posisi kunci tersebut
harus memahami kebutuhan-kebutuhan dari lembaga lain, sehingga dapat
menyusun program pengembangan ekowisata secara terpadu.
Hasil simulasi pendugaan menunjukkan bahwa adanya potensi peningkatan
wisatawan akan berdampak positif terhadap pendapatan negara bukan pajak
(PNBP). Skenario optimis pada tahun 2034 diperkirakan akan ada 64 154
wisatawan di TNBK dan 139 390 wisatawan di TNDS. Nilai PNBP yang terdapat
di kedua taman nasional tersebut sebesar Rp 43 346 485 433. Hasil simulasi
skenario memberikan gambaran bahwa model pengembangan ekowisata HoB
dengan memasukan substansi atraksi terhadap peningkatan jumlah wisatawan
hingga batas toleransi daya dukung untuk menghindari kerusakan lingkungan.
Jumlah dan aktifitas wisatawan akan berpengaruh terhadap pemasukan negara
yang digambarkan melalui peningkatan PNBP, dan hal ini akan mempengaruhi
pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi di Kabupaten Kapuas Hulu.