| dc.description.abstract | Indonesia menjadi negara dengan jumlah produsen tempe tertinggi di dunia, namun dalam proses produksinya masih sedikit yang memperhatikan aspek lingkungan. Life cycle assessment (LCA) dapat digunakan sebagai metode penilaian dampak lingkungan dari sebuah produk. Salah satunya adalah produk tempe berlabel higienis yang diproduksi oleh Rumah Tempe Indonesia (RTI) yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat. Metode LCA terdiri dari 4 tahapan, yaitu goal and scoping, inventory analysis, impact assessment, dan interpretation and improvement. Melalui metode LCA ini, besarnya dampak lingkungan berupa emisi GRK dan Efisiensi energi dari daur hidup produk tempe dihitung, dianalisa, dan diajukan skenario perbaikan. Tempe higienis terdiri dari dua jenis yaitu tempe berbahan kedelai lokal (Tempe Sehat) dan tempe berbahan kedelai GMO impor (Tempe Kita). Daur hidup produk tempe dibatasi ruang lingkup mulai dari perkebunan kedelai, transportasi bahan, sampai pengolahan tempe di RTI. Hasil penelitian menunjukkan emisi GRK sebesar 0.32355 kg CO2-eq per kg tempe Sehat dan 0.55316 kg CO2-eq per kg tempe Kita. Nilai efisiensi energi ditunjukkan dari nilai Net Energy Value (NEV) dan Net Energy Ratio (NER) kedua produk. Produk Tempe Kita memiliki NEV sebesar 0.3313 MJ dan Tempe Sehat sebesar 2.0531 MJ. Tempe Kita maupun Tempe Sehat menunjukkan nilai NER > 1. Analisa lebih lanjut dari keadaan produksi yang ada telah diberikan beberapa skenario perbaikan dan pengaruhnya terhadap dampak lingkungan juga telah ditentukan. | id |
