Pengembangan Agroindustri Kulit Ternak Ruminansia yang Terintegrasi dengan Rumah Potong Hewan
Abstract
Kulit samak merupakan kulit mentah yang sudah mengalami proses penyamakan yang dapat mengubah struktur kimiawi dan fisik dari kulit menjadi kulit yang tahan terhadap panas, pembusukan, kuat serta lentur. Kulit samak ini memiliki nilai tinggi dibandingkan produk turunan kulit lainnya sehingga perlu dikembangkan dengan mengintegrasikan agroindustri dengan Rumah Potong Hewan (RPH). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah diperolehnya kelayakan investasi dari perancangan pengembangan agroindustri kulit samak yang terintegrasi dengan RPH. Metode yang digunakan mencakup pemilihan lokasi RPH di kota Bogor sebagai studi kasus, analisis teknis dan teknologis, perancangan alat, analisis lingkungan dan analisis investasi. Kapasitas produksi kulit samak sapi direncanakan sebanyak 720 lembar perbulan dan kulit samak kambing 240 lembar perbulan. Kesesuaian alat yang digunakan dan bahan baku kulit yang baik merupakan hal yang perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil kulit samak. Analisis investasi meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio ( B/C), dan Pay Back Period (PBP). Hasil analisis investasi menunjukan bahwa pendirian industri kulit samak yang terintegrasi RPH layak untuk didirikan. Modal investasi yang dibutuhkan (Rp 11,899,632,800), NPV Rp 9,957,229,585, IRR mencapai 33 %, B/C 1.25, dan PBP 1 tahun 4 bulan. Sementara itu apabila agroindustri kulit tersebut terletak jauh dari RPH memiliki analisis investasi, NPV Rp 7,578,428,369, IRR mencapai 27 %, B/C 1.18, PBP 1 tahun 6 bulan.