Analisis Produktivitas Kebun Kelapa Sawit dan Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Tingkat Perkembangan Wilayah dan Pendapatan Masyarakat di Kabupaten Rokan Hulu
View/Open
Date
2018Author
Ajri
Sitorus, Santun RP
Pravitasari, Andrea Emma
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman
komoditas andalan sumber devisa non-migas bagi indonesia. Kabupaten Rokan
Hulu memiliki luas perkebunan kelapa sawit sebesar 207.922 ha. Peningkatan
luasan perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu bentuk pengembangan ekonomi
Rokan Hulu. Upaya tersebut belum mampu menjadi tolak ukur dalam peningkatan
perkembangan di Provinsi Riau, sehingga diperlukan analisis pengaruh perkebunan
kelapa sawit terhadap ekonomi masyarakat setempat dan perkembangan wilayah di
sekitarnya. Penelitian ini bertujuan: 1) menganalisis tingkat produktivitas
perkebunan kelapa sawit berdasarkan umur tanaman dan kebun, 2) menganalisis
pengaruh perkebunan sawit terhadap pendapatan masyarakat, dan 3) menganalisis
pengaruh perkebunan kelapa sawit terhadap perkembangan wilayah. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga September 2017. Lokasi penelitian
berada di perkebunan PT. Eluan Mahkota, Kecamatan Kepenuhan Hulu, Kabupaten
Rokan Hulu, Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer terdiri dari wawancara langsung dengan masyarakat sekitar
dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari
perkebunan kelapa sawit, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Badan perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda). Data sekunder terdiri dari data produksi, data
umur tanaman, data PODES (Potensi Desa). Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik analisis uji berpasangan, metode skalogram dan metode analisis skala
likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas kelapa sawit antar divisi
dan umur tanaman bervariasi. Karakteristik lahan memengaruhi produktivitas
kelapa sawit pada divisi yang berbeda. Produktivitas kelapa sawit meningkat hingga
kelas umur 14-16 tahun, kemudian turun secara perlahan. Pendapatan rata-rata
masyarakat yang bekerja di perkebunan dan memiliki pekerjaan lain (KL) secara
nyata lebih tinggi daripada yang hanya bekerja di kebun (K) dan di bidang lain (L).
Pengaruh keberadaan perkebunan sawit semakin besar pada desa yang lebih dekat,
namun pengaruhnya lebih lemah daripada jarak terhadap pusat pemerintahan.