Analisis Fatigue Tekan Kayu Pinus
View/Open
Date
2018Author
Febriani
Hermawan, Dede
Bahtiar, Effendi Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
HERMAWAN dan EFFENDI TRI BAHTIAR. Menara pendingin di Indonesia biasanya menggunakan kayu Douglas fir sebagai komponen utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisis, sifat mekanis, tegangan ijin, dan batas endurance kayu pinus untuk komponen struktur menara pendingin. Rata-rata kadar air (Mc), kerapatan (), dan berat jenis (BJ) masing-masing adalah 13.55%, 0.55 g/cm3; dan 0.48. Berat jenis kayu pinus lebih tinggi dibandingkan Douglas fir (BJ = 0.46) yang saat ini digunakan untuk komponen menara pendingin. Hasil uji-t menunjukkan bahwa rata-rata MOE dan MCS kayu pinus sebesar 7197 N/mm2 dan 30 N/mm2, tidak berbeda nyata dengan kayu Douglas (9104 N/mm2 dan 33 N/mm2). Uji dinamis menghasilkan kurva S-N dan diagram Goodman. Kurva S-N menunjukkan kayu pinus memiliki batas tegangan patah minimum (min) sebesar 3.1476 N/mm2, batas tegangan patah maksimum (maks) sebesar 16.577 N/mm2, dan batas tegangan patah rata-rata (m) 10.012 N/mm2, sedangkan diagram Goodman menghasilkan nilai akhir (u) sebesar 30 N/mm2 dan batas endurance (e) sebesar 8.50 N/mm2. Batas ketahanan endurance kayu pinus tersebut setara dengan kayu Douglas fir (8.12 N/mm2).
Collections
- UT - Forestry Products [2405]