Show simple item record

dc.contributor.advisorCarman, Odang
dc.contributor.advisorSudrajat, Agus Oman
dc.contributor.authorWijaya, Husein Kusuma
dc.date.accessioned2018-08-28T03:21:10Z
dc.date.available2018-08-28T03:21:10Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92913
dc.description.abstractIkan pelangi paskai (Pseudomugil paskai) merupakan salah satu ikan hias air tawar dari keluarga Pseudomugilidae. Ikan pelangi dari keluarga ini masih sedikit yang bisa dibudidayakan secara massal dibanding dari keluarga Melanotaeniidae. Salah satu kendala yang dihadapi pembudidaya ikan paskai di daerah Sawangan, Depok yaitu tingkat keberhasilan produksi larva yang masih di bawah 50%. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rasio kelamin induk saat pemijahan ikan Pseudomugil paskai yang optimal dalam produksi larva. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan rasio induk jantan berbanding betina 1:1 (P1), 1:2 (P2), dan 1:3 (P3), masing-masing tiga ulangan. Berdasarkan pengamatan tingkah laku memijah menunjukkan bahwa proses pemijahan diawali dari ikan jantan yang membuka sirip-siripnya untuk menarik perhatian ikan betina. Selanjutnya ikan betina akan masuk terlebih dahulu ke sela-sela substrat dan diikuti ikan jantan untuk melakukan proses pemijahan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa produksi telur selama 30 hari pemijahan paling banyak ditunjukkan oleh perlakuan P2 dan P3 dengan jumlah berturut-turut 54,25±2,83 butir/betina, dan 55,22±3,60 butir/betina, sedangkan paling rendah ditunjukkan oleh perlakuan P1 yaitu 43,56±3,64 butir/betina. Derajat pembuahan telur terendah ditunjukkan oleh perlakuan P3, sedangkan P1 dan P2 memiliki nilai yang sama yaitu 54,15±3,23 % dan 50,91±2,64 %. Pemijahan dengan rasio kelamin induk tidak memberikan pengaruh nyata terhadap derajat penetasan telur, jumlah larva dan kualitas larva. Derajat penetasan telur pada penelitian ini berkisar antara 45,32±7,15 % sampai 52,67±10,38 % dengan jumlah larva masing-masing perlakuan yaitu 12,33 ± 1,96 ekor, 12,42 ± 1,38 ekor, dan 11,04 ± 1,80 ekor. Rata-rata tingkat kelangsungan hidup larva dari ketiga perlakuan mulai hari pertama hingga hari keenam berturut-turut yaitu 99,25%, 97,79%, 96,28%, 87,56%, 72,21%, dan 31,51%. Rasio pemijahan ikan Pseudomugil paskai yang optimal adalah 1 jantan : 2 betina.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcFreshwater fishesid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleOptimasi Pemijahan Ikan Pelangi (Pseudomugil paskai) dengan Rasio Kelamin Induk yang Berbedaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordkan pelangiid
dc.subject.keywordindukid
dc.subject.keywordpemijahanid
dc.subject.keywordPseudomugil paskaiid
dc.subject.keywordrasio kelaminid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record