Gambaran Histopatologi Ginjal Mencit (Mus musculus) setelah Diinduksi Racun Lebah (Apis mellifera).
View/Open
Date
2018Author
Bakti, Akhmat Setya
Juniantito, Vetnizah
Prasetyo, Bayu Febram
Metadata
Show full item recordAbstract
Terapi pengobatan menggunakan racun lebah sudah dilakukan sejak 2000 tahun sebelum masehi (SM). Racun lebah dalam dosis tinggi mengakibatkan kegagalan fungsi ginjal karena nefrosis yang ditandai dengan munculnya endapan protein, nekrosis tubulus, dan dengan atau tanpa inflamasi ringan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran histopatologi ginjal pada mencit (Mus musculus) pasca induksi racun lebah (Apis mellifera) dengan dosis yang berbeda. Mencit jantan galur Deutche Denken Yoken (DDY) yang berumur 3 bulan dengan berat 20-30 gram digunakan dalam penelitian ini. Mencit sebanyak 20 ekor dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu kontrol (n=5) dan 3 kelompok dengan dosis racun lebah yang berbeda. Racun lebah diberikan secara intraperitoneal sebanyak 6 kali selama 2 minggu dengan dosis 1.88 mg/kg bobot badan (BB) (n=5), 3.76 mg/kg BB (n=5), dan 5.6 mg/kg BB (n=5). Mencit dieutanasia dan dinekropsi sehari setelah penyuntikan racun lebah terakhir untuk mengambil organ ginjal. Organ ginjal tersebut difiksasi menggunakan bufferer neutral formalin (BNF) 10% kemudian diproses untuk pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE). Secara makroskopik tidak ditemukan adanya kelainan yang spesifik pada organ ginjal. Hasil pengamatan histopatologi ginjal mencit menunjukkan adanya peningkatan endapan protein pada ruang Bowman glomerulus dan lumen tubulus, serta peningkatan jumlah nekrosis sel epitel tubulus yang paralel dengan dosis racun lebah. Tidak terlihat adanya perbedaan luas glomerulus yang signifikan antar kelompok. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan dosis racun lebah berkaitan dengan peningkatan keparahan nefrosis ginjal.