Efektivitas Kinerja Polisi Kehutanan dalam Penanganan Gangguan Kawasan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Abstract
Suatu kawasan konservasi dinilai efektif jika nilai indeks efektivitas
pengelolaan mencapai minimal 70% (kategori baik). Gangguan kawasan yang pada
umumnya terjadi pada kawasan taman nasional (TN) adalah gangguan yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia seperti perambahan dan permukiman liar,
pencurian kayu, perburuan liar, dan pencurian hasil hutan lainnya. Salah satu faktor
yang memengaruhi keberhasilan upaya penanganan gangguan kawasan, sebagai
faktor utama adalah sumber daya manusianya, sehingga efektivitas pengelolaan
kawasan TN terletak pada peranan personil di lapangan. Aparatur kehutanan yang
bertugas dilapangan yang merupakan ujung tombak dalam penanganan gangguan
kawasan adalah polisi kehutanan (polhut), dibantu oleh tenaga pengaman hutan
lainnya (TPHL) dan masyarakat mitra polhut (MMP). Peranan polhut dalam
kegiatan pengelolaan kawasan TN yaitu dalam bidang perlindungan dan
pengamanan hutan, monitoring dan pengendalian keanekaragaman hayati dan
ekosistemnya serta kegiatan lainnya yang terkait dengan masyarakat sekitar. Polhut
merupakan tenaga fungsional yang strategis dan sangat penting di TN dalam
perlindungan dan pengamanan kawasan.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap efektivitas kinerja polhut dalam penanganan gangguan
kawasan; 2) Mengukur efektivitas kinerja polhut dalam penanganan gangguan
kawasan; dan 3) Merumuskan strategi peningkatan kinerja polhut. Penelitian
dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
dan analisis SWOT. Data polhut dikumpulkan secara sensus pada 39 polhut di Balai
Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) dengan mengisi
kuesioner dan wawancara terstruktur, yang dilaksanakan pada Bulan Januari-Maret
2017.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) faktor yang memiliki pengaruh
tertinggi terhadap efektivitas kinerja polhut dalam penanganan ganguan kawasan
adalah motivasi; 2) kinerja polhut BBTNGGP tergolong sedang. Sebanyak 26%
polhut memiliki nilai rata-rata tinggi, 68% memiliki nilai rata-rata sedang, dan 6%
memiliki nilai rata-rata rendah; 3) masyarakat menyatakan bahwa kinerja polhut di
setiap resort dinilai masih rendah; dan 4) prioritas dalam peningkatan kinerja Polisi
Kehutanan adalah a) meningkatkan pelaksanaan patroli dan b) melakukan
pendekatan dengan masyarakat.
Collections
- MT - Forestry [1445]