Aktivitas Antidiabetes Zat Ekstraktif Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) dan Samama (A. macrophyllus (Roxb.) Havil).
View/ Open
Date
2018Author
Anisah, Laela Nur
Syafii, Wasrin
Pari, Gustan
Sari, Rita Kartika
Metadata
Show full item recordAbstract
Diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit diabetes ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah yang disebabkan karena kerusakan sel pankreas dalam produksi insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan hormon insulin. Adanya kecenderungan jumlah penderita diabetes yang semakin meningkat, penggunaan obat diabetes berbasis bahan kimia sintetis yang menimbulkan berbagai efek samping serta biaya pengobatan yang semakin mahal maka perlu upaya untuk menemukan dan mengembangkan obat antidiabetes dari bahan alam tumbuhan yang relatif lebih murah dan aman. Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq dan samama (A. macrophyllus (Roxb.) Havil) merupakan jenis pohon cepat tumbuh yang berpotensi sebagai sumber obat alam antidiabetes. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas antidiabetes ekstrak etanol berbagai bagian pohon jabon dan samama (daun, kulit, dan kayu) melalui uji penghambatan enzim α-glukosidase secara in vitro, mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa aktif antidiabetes dari ekstrak etanol teraktif jabon dan samama, mengkarakterisasi karbon aktif hidro kayu jabon dan samama serta menentukan aktivitas antidiabetes ekstrak etanol teraktif dan karbon aktif hidro jabon dan samama melalui pengujian secara in vivo.
Hasil penapisan berbagai bagian pohon (daun, kulit, dan kayu) tanaman jabon dan samama menunjukkan bahwa ekstrak etanol 95% daun jabon dan kulit samama merupakan ekstrak teraktif yang mampu menghambat enzim α-glukosidase dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 7.24 μg mL-1 dan 5.86 μg mL-1. Kadar ekstrak etanol daun jabon dan kulit samama masing-masing sebesar 16.50% dan 12.87%. Analisis fitokimia kualitatif ekstrak etanol daun jabon mendeteksi kuat keberadaan kelompok senyawa seperti flavonoid, hidrokuinon, tanin, dan kumarin. Ekstrak etanol kulit samama terdeteksi kuat mengandung kelompok senyawa flavonoid, saponin, tanin, dan kumarin. Kelompok senyawa tersebut diduga berperan dalam tingginya aktivitas antidiabetes ekstrak etanol daun jabon dan kulit samama.
Partisi bertingkat ekstrak etanol daun jabon dan kulit samama menggunakan pelarut n-heksana dan etil asetat memperoleh 3 fraksi yaitu fraksi n-heksana, etil asetat, dan residu. Uji penghambatan enzim α-glukosidase secara in vitro menunjukkan bahwa fraksi etil asetat merupakan fraksi teraktif dengan nilai IC50 masing-masing 7.34 μg mL-1 untuk daun jabon dan 6.82 μg mL-1 untuk kulit samama. Kadar fraksi etil asetat daun jabon dan kulit samama masing-masing sebesar 33.28% dan 30.97%. Isolasi dan identifikasi senyawa aktif antidiabetes dari fraksi etil asetat daun jabon dan kulit samama mendapatkan senyawa turunan kumarin yaitu skopoletin dengan rumus kimia C10H8O4 dan berat molekul 192. Senyawa skopoletin dari daun jabon dan kulit samama tersebut mampu menghambat aktivitas enzim α-glukosidase dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 13.16 μg mL-1 dan 13.37 μg mL-1.
Karbon aktif hidro kayu jabon dan samama merupakan produk bahan alam selain ekstraktif yang berpotensi memiliki aktivitas antidiabetes. Pembuatan karbon aktif hidro kayu jabon dan samama menggunakan proses karbonisasi hidrotermal pada suhu 200 oC serta aktivasi kimia KOH dan uap air pada suhu 800 oC menghasilkan karbon aktif hidro dengan kualitas yang telah memenuhi standar SNI 06-3730-1995. Proses aktivasi dengan KOH dan uap air mampu menghasilkan karbon aktif hidro dengan porositas cukup tinggi. Karbon aktif hidro jabon memiliki luas permukaan 1068 m2 g-1, diameter pori rata-rata 2.36 nm,dan volume pori 0.63 cc g-1, sedangkan karbon aktif hidro samama memiliki luas permukaan 1284 m2 g-1, diameter pori rata-rata 2.26 nm, dan volume pori 0.72 cc g-1. Berdasarkan pengujian in vitro daya jerap glukosa, karbon aktif hidro jabon dan samama mampu menjerap glukosa masing-masing sebesar 199.48 mg g-1 dan 201.53 mg g-1. Kedua karbon aktif hidro tersebut berpotensi sebagai agen antidiabetes untuk menurunkan kadar glukosa darah.
Hasil pengujian aktivitas antidiabetes secara in vivo menunjukkan bahwa baik ekstrak etanol maupun karbon aktif hidro jabon dan samama memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah pada hewan percobaan tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin dosis 65 mg kg-1 bb. Ekstrak etanol daun jabon dan samama dosis 500 mg kg-1 bb mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus masing-masing sebesar 26.61% dan 25.82%. Karbon aktif hidro kayu jabon dan samama dosis 800 mg kg-1 bb mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus masing-masing sebesar 27.25% dan 28.93%. Kombinasi antara ekstrak aktif dan karbon aktif hidro memberikan hasil penurunan yang relatif lebih besar dibandingkan pemberian ekstrak aktif dan karbon aktif hidro secara dosis tunggal. Perlakuan kombinasi ekstrak etanol daun jabon dan karbon aktif hidro kayu jabon mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus sebesar 30.85%, sedangkan perlakuan kombinasi ekstrak etanol kulit samama dan karbon aktif hidro kayu samama mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus sebesar 31.60%.
Tanaman jabon dan samama mengandung senyawa aktif antidiabetes skopoletin dan dapat menghasilkan karbon aktif hidro yang memiliki aktivitas antidiabetes. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi penting untuk pengembangan obat antidiabetes berbahan dasar alam.
Collections
- DT - Forestry [347]